Beijing (ANTARA News) - Pendaftaran resmi dari organisasi mahasiswa gay pertama di sebuah Universitas di Cina Selatan memperoleh teguran dari para akademisi dan celaan dari sejumlah orang tua mahasiwa, menurut laporan media negara itu, Jumat. "Rainbow Group" (kelompok pelangi) di Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, ibukota provinsi Guangdong di Cina Selatan akan mempelajari homoseksualitas dan menentang diskriminasi seksual, kata harian Shanghai Daily mengutip pernyataan Ai Xiaoming, pengajar sekaligus seorang professor di Universitas tersebut. "Sangat menyenangkan untuk melihat Rainbow Group terbentuk karena itu menunjukkan bahwa universitas resmi di Cina telah memberikan jalan bagi mahasiswanya yang memiliki orientasi seksual berbeda dan bersedia untuk mendengar suara mereka," kata Ai. Li Yinhe, seorang sosiolog Cina yang cenderung berbicara terbuka, yang dikritik oleh pejabat negara bidang perencanaan keluarga karena mendukung pertukaran istri sebagai "hal yang normal dalam hiburan" pada sebuah forum di Guangzhou tahun lalu, berkata bahwa itu adalah sebuah "peristiwa penting" dan menjadi indikasi sebuah "kemajuan sejarah" dalam blog pribadinya, menurut harian itu. Kelompok itu, telah menggelisahkan sejumlah orang tua mahasiswa. "Saya percaya para orang tua akan mencemaskan isu gay sama dengan seks bebas," kata salah seorang orang tua mahasiswa, Xue Yong. "Jika ada satu orang saja di universitas anak perempuan saya berani memberikan kuliah yang menganjurkan jenis baru dari hubungan seksual dan menyerang nilai-nilai keluarga tradisional, saya akan menuntut universitas," kata dia. Homoseksualitas dipandang sebagai salah satu gangguan kejiwaan hingga 2001 di Cina, dan walaupun terjadi peningkatan toleransi dalam beberapa tahun terakhir, kaum gay masih berada di bawah tekanan hebat dari nilai-nilai keluarga tradisional Cina. Pembentukan Kelompok Rainbow menyusul dibentuknya klinik gratis bagi kaum gay pertama di Cina, yang menyediakan tes AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, di Beijing pekan lalu. Sebuah pusat pengawasan penyakit di Beijing juga membuka layanan on-line resmi pertama gay di negara itu untuk memfasilitasi perbincangan, menurut laporan media pada Agustus, namun hanya sejumlah kecil orang yang terlibat aktif di dalamnya, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006