"Ini terbukti dari omzet penjualan kami yang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya," kata Yati saat ditemui di industri rumahan miliknya di Serang, Senin.
Menurut dia, rasa sate bandeng yang universal manis dan gurih cocok dengan lidah masyarakat Indonesia dari daerah manapun.
Bahkan, kata Yati, rasa sate bandeng kini dikembangkan sesuai permintaan banyak orang tidak hanya manis dan gurih tetapi juga ada rasa pedas.
Sate bandeng terbuat dari ikan bandeng segar yang kemudian diberi bumbu seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, gula merah dan juga santan yang membuat rasa sate bandeng menjadi gurih, ungkap Yati.
Proses pembuatannya ikan segar dipisahkan antara daging dan juga kulit. Untuk bagian tulang tidak lagi digunakan karena yang digunakan hanya bagian kulit dan daging yang diproses ketahapan selanjutnya.
Setelah daging dipisahkan kemudian digiling dan dicampur dengan bumbu yang sudah di haluskan, setelah itu diaduk hingga tercampur rata secara menyeluruh.
"Masukan adonan tersebut kedalam kulit ikan yang tadi telah dipisahkan. Setelah itu kulit ikan yang sudah terisi, dibakar menggunakan arang. Jika ikan sudah matang dinginkan untuk selanjutnya dilapisi bagian kedua dengan adonan yang sama," Yati menjelaskan.
Jika sudah dilakukan proses pembakaran sebanyak dua kali artinya sate bandeng telah siap untuk dihidangkan. Untuk meminimalisir ikan agar tidak basi, maka perlu dimasukan kedalam lemari pendingin, jika ingin dimakan bisa dikukus terlebih dahulu agar daging terasa empuk.
Sate bandeng bisa bertahan lebih dari satu hari asalkan dimasukan kedalam lemari pendingin agar tidak mudah cepat basi, karena di dalam komposisi sate bandeng terdapat santan yang bisa membuat makanan cepat membasi.
Selain dimakan meggunakan nasi, sate bandeng juga nikmat disantap menggunakan roti tawar. Sehingga sate bandeng bisa dijadikan sebagai pengganti selai atau isian roti yang biasanya berisikan daging atau selai buah.
Menurut Yati ia sudah mulai membuka usaha sate bandeng sejak tahun 1885. Ia membuka usaha tersebut karena dorongan dari orang tuanya untuk membuka usaha sate bandeng, dan sejak saat itulah dia mulai membuka bisnis sate bandeng.
Harga untuk satu buah sate bandeng adalah Rp.30.000 /kotak. Dahulu untuk pemasaran sendiri dilakukan secara keliling, namun untuk saat ini hanya mengandalkan pesanan yang datang saja karena sudah cukup banyak yang tahu tentang sate bandeng miliknya.
Tempat pembuatan sate bandeng Rama ada di Kp.Kaloran Rt 02/06 Lontar Baru Serang. Saat ini Yati hanya membantu dalam proses pembuatan saja, sedangkan usaha sate bandeng tersebut kini dijalankan oleh anaknya.
"Harapan untuk kedepannya usaha semakin maju dan lebih dikenal oleh masyarakat luas," ungkapnya.
Pewarta: Amelia Oktaviani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014