Diharapkan pemerintah gencar melakukan pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong outlook perekonomian dalam jangka panjang
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, menguat 39 poin menjadi Rp12.107 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.146 per dolar AS.
"Mayoritas mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS menyusul langkah Tiongkok yang menurunkan suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman," kata Kepala Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa Tiongkok memangkas suku bunga acuan sebagai upaya mendorong perokonomian sehingga meredakan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Tiongkok ke depan.
Bank sentral Tiongkok menurunkan suku bunga deposito satu tahun sebesar 25 basis poin menjadi 2,75 persen, sementara suku bunga pinjaman satu tahun diturunkan 40 basis poin menjadi 5,6 persen.
"Indonesia yang merupakan salah satu mitra dagang Tiongkok akan terkena dampak positif seiring dengan ekspektasi ekonomi di negeri tirai bambu itu akan meningkat, sehingga dapat mendorong minat investor terhadap pasar berisiko kembali muncul," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen domestik terkait kenaikan harga BBM bersubsidi juga masih ada meski cenderung mulai meredup. Diharapkan, Pemerintah Indonesia dapat memberikan lebih banyak anggaran untuk belanja modal dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.
"Diharapkan pemerintah gencar melakukan pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong outlook perekonomian dalam jangka panjang," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, laju penguatan rupiah masih tertahan seiring dengan data-data ekonomi Amerika Serikat yang juga cukup bagus, sementara data-data ekonomi di negara-negara Eropa belum stabil.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014