Festival Kulturstasjon, merupakan bagian dari acara tahunan Oslo World Music Festival, dimana KBRI Oslo selalu berpartisipasi pada festival selama tujuh tahun atas undangan Lembaga Seni Budaya Norwegia Rikskonsertene, demikian PF Pensosbud KBRI Oslo,Dyah Kusumawardani, kepada Antara London, Senin .
Dikatakannya KBRI Oslo mengajak anak-anak Norwegia untuk mengenal budaya Indonesia melalui musik, tarian, budaya serta permainan tradisional. Workshop angklung menjadi favorit pengunjung pada festival tersebut, dan setiap sesi selalu penuh peserta, ujarnya.
Dengan ceria, anak-anak Norwegia menggoyangkan angklung mereka seraya menyanyikan lagu B B Lille Lam, lagu anak yang sangat mereka kenal.
Dengan ceria, anak-anak Norwegia menggoyangkan angklung mereka seraya menyanyikan lagu B B Lille Lam, lagu anak yang sangat mereka kenal.
Kelompok tari Anak Indonesia asuhan KBRI Oslo tampil di panggung utama dengan membawakan tari Renggong Manis dan tari Cendrawasih yang mendapat sambutan meriah, dan mereka diminta mengajarkan tarian seusai mereka menari.
Ketua panitia festival dari Rikskonsertene, Lene Gravlie, mengatakan KBRI Oslo selalu menjadi favorit anak-anak dengan berbagai aktivitasnya, dan kami sangat senang KBRI Oslo menjadi salah satu mitra utama kami dalam festival. Oleh karena itu tahun ini kami berikan satu lantai khusus untuk Anjungan Indonesia, ujarnya.
Anjungan Indonesia juga menawarkan aktivitas permainan tradisional Indonesia dakon dan gasing, yang menjadi unik dan menarik bagi mereka karena tidak terbiasa dengan mainan tradisional.
Partisipasi Indonesia semakin lengkap dengan partisipasi kuliner dari masyarakat Indonesia, yang turut menjajakan sate ayam, bakmi goreng serta lumpia khas Indonesia.
Antrian panjang selalu terlihat di anjungan kuliner dan hidangan Indonesia menjadi favorit pengunjung. Partisipasi di festival seperti ini sangat efektif sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia.
KBRI Oslo turut mengajarkan multikulralisme dan integrasi kepada anak-anak yang didampingi orang tua mereka, serta bahwa terdapat budaya lain di luar budaya Norwegia yang telah mereka kenal. Dengan cara ini, promosi budaya dan wisata Indonesia lebih mengena, ujar Dyah Kusumawardani.
Festival yang berlangsung selama dua hari ini merupakan program yang ditujukan bagi anak-anak untuk bermain sambil mempelajari keragaman seni budaya mancanegara.
Selain Indonesia, negara lain yang diwakili pada festival tersebut antara lain Norwegia, India, Thailand, Vietnam, Afrika Selatan, Somalia, dan Austria. Tahun ini, di tengah cuaca dingin dan hujan, festival tetap berhasil menarik perhatian dengan jumlah pengunjung sekitar 6.000 orang.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014