Jakarta (ANTARA News) - Indonesia terpilih kembali menjadi anggota Dewan International Telecommunication Union (ITU) periode 2006-2010, yang ditetapkan melalui sidang ITU 2006 di Antlya, Turki, 9-16 November 2006. Kepala Humas Ditjen Postel, Gatot S. Dewa Broto, di Jakarta, Jumat, mengatakan keberhasilan Indonesia menjadi anggota Dewan ITU merupakan suatu kepercayaan negara-negara peserta. Indonesia menjadi anggota Dewan bersama sejumlah negara lain, seperti Korea Selatan, China, Thailand, Malaysia, Uni Emirat Arab, Pakistan, Filipina, India, Arab Saudi, Australia dan Jepang. "Ini merupakan kerja keras lobi seluruh anggota delegasi Indonesia, yang dipimpin langsung Menkominfo Sofyan Djalil, Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar, dan beberapa pejabat Deplu," ujarnya. Menurut Gatot, Indonesia memiliki kepentingan sebagai anggota Dewan ITU, karena memiliki pasar industri telekomunikasi yang besar dan terus berkembang dengan kegiatan investasi dan pembangunan progresif. Indonesia memiliki banyak kepentingan atas spektrum frekuensi radio dan orbit satelit, sehingga harus berperan aktif dalam proses menentukan arah pengaturan internasional yang menyangkut kepentingan strategis nasional. Ia menjelaskan pada sidang itu, Indonesia banyak mengajukan sejumlah program-program kerja pembangunan, regulasi, keuangan, kebijakan ketenagakerjaan demi keuntungan dan memperjuangkan kepentingan dari negara-negara berkembang. "Sehingga Indonesia banyak mendapat dukungan dari negara anggota lainnya," tegasnya. Disebutkannya, Indonesia dalam sidang juga berhasil melakukan masukan dalam rekstrukturisasi organisasi ITU dengan pertimbangan pentingnya dan kesempatan yang ada dari penetapan standar internasional untuk industri telekomunikasi global khususnya negara-negara berkembang. Ia mencontohkan Indonesia sendiri pernah mendapat bantuan tehnis maupun bantuan finansial dari ITU, ketika melakukan pembenahan sistem regulasi spektrum frekuensi. "Regulasi terkait dengan standarisasi produk telekomunikasi, dimana Indonesia tidak harus merubah instrumen yang digunakan, sehingga dapat mengefisiensikan biaya," ujar Gatot. (*)
Copyright © ANTARA 2006