"Untuk memperkenalkan sosok HOS Tjokroaminoto yang begitu berat dan besar dengan karakter, jasa dan intelektualnya, pemilihan para kru inipun dipilih orang-orang dengan kualitas terbaik mulai dari jajaran produser sampai bakatnya," kata Wakil Ketua Yayasan HOS Tjokroaminoto, Erik Hidayat, lewat siaran pers, di Jakarta, Jumat.
Film yang disutradarai Garin Nugroho ini melibatkan para insan perfilman Indonesia, yaitu Didi Petet, Ipung Rahmat Syaiful, Allan Triyan Sebastian, Retno Ratih Damayanti, Ong Hari Wahyu, Didin Syamsudin, Elza Hidayat, Paul Fauzan Agusta, Dian Lasvita dan juga Andi Rianto, ikut terlibat dalam film ini.
Deretan nama-nama tersebut merupakan spesialis pada bidangnya masing-masing.
"Para insan perfilman tersebut juga dinilai berkompeten untuk bisa membangun suasana pada masa era itu dengan latar belakang yang mereka miliki pada dunia perfilman," kata dia.
Pemilihan Retno Ratih Damayanti sebagai penata busana dan Didin Syamsudin sebagai penata rias dalam film ini tidak terlepas dari kiprah mereka di layar lebar.
Retno telah menangani kostum di banyak proyek film sejarah Indonesia. Dia memulai karirnya sebagai penata kostum dan rias dalam dunia layar lebar di hampir semua film garapan Hanung Bramantyo. Dirinya juga sempat masuk menjadi nominasi penata busana terbaik lewat film Habibie dan Ainun tahun 2012.
Kemudian, dia menjadi kru penata busana pada film Soekarno: Indonesia Merdeka (2013) dan beberapa film besar lainnya.
Sedangkan Didin Syamsudin merupakan seorang perias artis sejak jaman mendiang Teguh Karya. Dia sempat menjadi penata rias dalam semua film horor yang dibintangi Suzanna sejak 1980.
Kedua insan perfilman tersebut dianggap relevan dengan film ini untuk membangun dan memberi gambaran mengenai gaya busana pada masa itu karena pada tahun 1890-1921 fashion sedang berkembang.
HOS Tjokroaminoto adalah sosok yang menggabungkan fashion berbagai kelas masyarakat untuk menandai kaumnya. Pahlawan pergerakan nasional itu memakainya menjadi satu kesatuan yang digunakan dalam kesehariannya untuk menegaskan kesetaraan dan kemerdekaan berfikir serta bertindak pada zaman kolonial.
Begitu juga dari segi tata rias yang memiliki arti penting untuk menciptakan sosok-sosok yang berbeda mulai dari latar belakang dan level ekonomi sampai berbagai suku bangsa dan etnis yang ada di film tersebut.
Film Guru Bangsa: HOS Tjokroaminoto akan diluncurkan pada awal tahun depan.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014