Saya juga ingin lihat pertandingan itu, tapi tiketnya mahal

Hanoi (ANTARA News) - Media massa di Vietnam makin gencar memberitakan kejuaraan sepak bola Asia Tenggara Piala AFF 2014 di Hanoi, termasuk menyoroti peluang Indonesia yang akan menjadi lawan pertama bagi tim tuan rumah, Sabtu (22/11).

Sejumlah media cetak dan elektronik di Hanoi, ibu kota Vietnam, hari Jumat memberi ruang atau spot khusus untuk berita-berita menjelang Piala AFF.

Seperti surat kabar berbahasa Inggris Vietnam News dan jaringan televisi VTV1 serta ATV yang memuat hasil wawancara dengan pelatih Indonesia Alfred Riedl saat latihan Kamis petang.

Riedl sendiri ketika ditanya para awak media lokal Vietnam mengenai peluang tim Indonesia pada pertandingan pertama tidak mau mengumbar strategi yang akan diterapkannya.

"Saya sendiri tidak banyak tahu lagi mengenai kekuatan tim nasional Vietnam sekarang," kata Riedl.

Kalangan media di Vietnam juga cukup mengetahui mengenai timnas Indonesia, termasuk adanya pemain muda Evan Dimas yang menurut mereka cukup bagus saat bermain untuk tim nasional U-19.

Riedl cukup dikenal oleh kalangan media di Vietnam karena pelatih asal Austria itu pernah cukup lama menangani tim nasional negara tersebut.

VTV1 juga membuat ulasan dan kilas balik Piala AFF yang dimulai sejak 1996, termasuk saat Vietnam menjadi juara pada turnamen sepak bola paling bergengsi di tingkat Asia Tenggara itu pada 2008.

Di Hanoi sendiri "demam" Piala AFF baru terlihat di sekitar Stadion My Dinh yang berlokasi sekitar 10 kilometer dari pusat ibu kota Vietnam itu.

Spanduk-spanduk sponsor dan juga bendera-bendera negara peserta terlihat di seputar stadion dan jalan-jalan besar menuju arena berkapasitas 40.000 tempat duduk tersebut.

Di gerbang masuk juga terlihat petugas-petugas yang menawarkan tiket pertandingan dengan harga 100 ribu hingga 300 ribu Vietnam Dong (50 ribu - 150 ribu rupiah).

Sejumlah warga Hanoi yang ditemui Antara umumnya juga mengetahui mengenai adanya turnamen Piala AFF tersebut.

"Saya juga ingin lihat pertandingan itu, tapi tiketnya mahal," kata Pham Van Tri, sopir taksi di Hanoi.

Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014