...membunuh dan dibunuh sambil tersenyum karena akhir hidup bagi dia akhirat surga yang menunggunya. Sungguh pemahaman yang harus diluruskan..."

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan konflik berbasis agama terjadi salah satunya karena adanya pemimpin agama yang menjual murah surga dengan mengajarkan membunuh maupun dibunuh dalam konflik tersebut mendapatkan ganjaran surga.

"Ada di antara pemimpin agama yang menjual murah surga, banyak ajarkan dengan membunuh dan dibunuh, dibakar dan membakar itu masuk surga, karena itu banyak hal terjadi sebenarnya kurang dipahami oleh kita," kata Wapres saat memberikan sambutan dalam Forum Perdamaian Dunia ke-5 di Jakarta, Kamis malam.

Ia menambahkan, "Orang melakukan bom bunuh diri, dia tidak cari uang tapi (masuk) surga dengan gampang, orang saling bunuh tentu tak cari uang, kedudukan, tapi membunuh supaya masuk surga dengan cepat, artinya mari siarkan dan sebenarnya masuk surga tak segampang itu bunuh orang dengan mudah."

Ia mencontohkan apa yang terjadi di Timur Tengah, misalnya ISIS. "Itu disebabkan karena obral surga, itu selalu saya katakan pengalaman kita di Poso, Ambon, Aceh, selalu itu, bahwa di antara konflik itu, membunuh dan dibunuh sambil tersenyum karena akhir hidup bagi dia akhirat surga yang menunggunya. Sungguh pemahaman yang harus diluruskan dengan begitu konflik dapat diperbaiki," kata Wapres.

Sementara itu, Wapres menyoroti, konflik juga disebabkan oleh terjadinya ketidakadilan. Baik ketidakadilan ekonomi, politik, sosial maupun antar daerah.

Untuk itu, salah satu upaya penting dalam mencegah terjadinya konflik adalah menghilangkan ketidakadilan yang terjadi.

Sementara itu, Forum Perdamaian Dunia ke-5, diikuti lebih dari 100 partisipan dari berbagai negara, baik agamawan, politisi, pengusaha, pengambil kebijakan, aktivis dan para pemangku kepentingan yang peduli dalam resolusi konflik.

"Acara ini memang dirancang sebagai ajang silaturahmi, tukar menukar pengalaman diantara para pegiat perdamaian," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014