"Tsunami telah membuat kami kehilangan harta dan keluarga. Jangan sampai rumah yang dibangun itu, setelah kami tempati beberapa bulan, runtuh dan kembali menimpa kami karena kualitasnya rendah," ujar seorang warga.Banda Aceh (ANTARA News) - Sejumlah warga korban selamat dari gempa dan tsunami di Desa Lampoh Daya, Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh, memprotes rumah yang dibangun Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias di pemukiman mereka. Beberapa warga yang ditemui ANTARA News di desa tersebut, Kamis malam, mengatakan rumah yang dibangun BRR dan dikerjakan kontraktor itu dibangun asal jadi serta dapat membuat ketidaknyaman sebagai tempat tinggal permanen. "Bagaimana bisa membuat nyaman tinggal di rumah, kalau pondasinya tidak kokoh. Anda (wartawan) bisa lihat pekerjaan pembangunan pondasi tidak sesuai dengan bestek (gambar) yang telah ditetapkan," kata Wahidin, seorang warga setempat. Sebagian rumah yang sedang dalam tahap pekerjaan, pondasinya dibangun di atas pondasi bekas runtuhan rumah saat tsunami, ujarnya. Kemudian, ada pondasi yang dibangun setinggi 30 sentimeter meski dalam gambar yang ditunjukkan seorang pekerja ketinggiannya mencapai 60 sentimeter. "Kami tidak banyak menuntut, tapi tolong dikerjakan rumah kami sesuai dengan bestek yang telah diberikan BRR. Kecurangan itu kami nilai sengaja dilakukan pihak kontraktor yang mencari keuntungan besar dari musibah tsunami Aceh," tambah Jamal, warga lainnya. Ia menambahkan, masyarakat sudah mengalami musibah besar, namun kepedulian pemerintah untuk membangun kembali rumah korban tsunami jangan dimanfaatkan untuk mencari keuntungan lebih besar. "Tsunami telah membuat kami kehilangan harta dan keluarga. Jangan sampai rumah yang dibangun itu, setelah kami tempati beberapa bulan, runtuh dan kembali menimpa kami karena kualitasnya rendah," ujar dia. Sementara itu, Deputy perumahan dan pemukiman BRR Aceh-Nias, Edy Siswanto, menjelaskan, BRR tidak akan mentolerir jika ada kontraktor yang membangun rumah korban tsunami asal jadi. "Bagi BRR, paling penting adalah kualitas bangunan harus mampu membuat nyaman korban tsunami. Kalau ada kontraktor yang berlaku curang di lapangan maka kami minta masyarakat melaporkannya," katanya. Edy mengingatkan agar masyarakat memiliki keberanian untuk melaporkan jika ada kontraktor yang bekerja tidak sesuai harapan masyarakat untuk memiliki rumah aman dan layak huni.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006