Surabaya (ANTARA News) - Pembalap Polygon Sweet Nice (PSN) Surabaya, Hari "Kacong" Fitrianto, berhasil masuk finish menembus peringkat tujuh pada etape kelima Tour of Hainan, China, dari kota Wuzhishan menuju Danzhou (157 km), Kamis. Direktur Teknis PSN, Harijanto Tjondrokusumo dalam emailnya yang diterima ANTARA News di Surabaya menceritakan, Hari masuk finish bersama rombongan besar pertama yang berjumlah 18 pembalap dengan waktu 3:50:15. "Berkat keberhasilan itu, posisi Hari di klasemen pembalap Asia menembus peringkat tujuh dengan waktu 16:46:32 atau tertinggal tujuh menit 45 detik dari pimpinan klasemen sementara pembalap Asia, Hirose Satoshi dari Timnas Jepang," katanya. Sebelumnya usai merampungkan etape IV, Rabu (14/11) lalu Hari berada di posisi 12 Asia. Di klasemen umum pembalap, Hari berada di posisi 11. Ia menjelaskan, pada etape kali ini tim PSN turun dengan kekuatan pas-pasan, yakni tiga pembalap yang dikomandani langsung oleh Harijanto Tjondrokusumo. Meskipun demikian, pembalap PSN mampu menyulitkan pembalap lainnya. Menurut dia, sukses Hari tidak lepas dari strategi tim PSN yang mengunci beberapa pembalap yang menjadi pesaingnya, seperti pembalap Timnas Tiongkok Li Fuyu, Suzuki Shinri (Timnas Jepang), Chan Chun Hing dan Lam Kai Tsun (Hongkong Cycling Team). Dua pembalap PSN lainnya, Budi "Tupo" Santoso dan Timofeev Artemiy harus puas finish bersama rombongan besar kedua dengan waktu 4:01:36. Budi finish di posisi 27 dan Timofeev Artemiy posisi ke-37. "Strategi kami berjalan sesuai rencana. Artinya, Budi dan Artemiy mampu mengunci pembalap yang menjadi pesaing Hari, sehingga lawan kedodoran di belakang. Hari sendiri meski belum sepenuhnya percaya diri, namun sudah mulai berani melakukan `break` untuk memecah rombongan pembalap," kata Harijanto. Pada balapan yang berlangsung dalam cuaca cerah itu, rombongan pembalap sudah mulai pecah di sembilan kilometer pertama. Ini karena medan balapan yang langsung menanjak dengan ketinggian saat start 295 meter dan mencapai puncak 730 meter di kilometer 9,4. Bahkan, kata Harijanto, sedikitnya ada 16 pembalap tak berdaya melawan tingginya tanjakan dan harus tercecer jauh di belakang. Sementara di depan pembalap yang tercecer itu, ada dua rombongan besar. Hari yang memiliki kekuatan namun lemah pada kepercayaan diri, masuk bersama rombongan besar pertama. Budi dan Artemiy berjuang mengikuti pergerakan Li Fuyu dan pesaing Hari lainnya. "Usai lepas tanjakan pertama, medan yang lebih banyak melewati daerah perkebunan tersebut kemudian menurun hingga kilometer 42,7 (272 meter). Setelah itu dalam rentang jarak 10 kilometer, pembalap kembali menghadapi tanjakan dengan puncak 358 meter," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006