Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, melemah sebesar 24 poin menjadi Rp12.166 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.142 per dolar AS.
"Pergerakan rupiah yang melemah terhadap dolar AS seiring dengan mata uang di kawasan Asia. Dolar AS tetap dinilai positif seiring dengan masih adanya ekspektasi positif terhadap ekonomi AS ke depan," kata Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Kamis.
Kendati demikian, menurut dia, fluktuasi mata uang rupiah masih cukup stabil dikarenakan fundamental ekonomi Indonesia ke depan juga akan tumbuh dengan baik menyusul kebijakan pemerintah yang telah menaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi.
"Dinaikannya BBM akan berdampak positif jangka panjang bagi fundamental ekonomi domestik karena ruang fiskal Indonesia cenderung bertambang," katanya.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan bahwa sebagian investor kembali cemas dengan outlook kebijakan bank sentral AS (the Fed) yang bersiap untuk menaikan suku bunga pada tahun 2015.
"Kondisi itu menjadi salah satu sentimen negatif bagi laju mata uang rupiah," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, keputusan Bank Indonesia menaikan suku bunga menjadi 7,75 persen dapat membuat aset keuangan Indonesia lebih menarik bagi investor asing sehingga masih memungkinkan untuk menjaga stabilitas rupiah.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis (20/11) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.161 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.124 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014