Washington (ANTARA News) - Para pembuat kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve, khawatir atas prospek pertumbuhan global, menurut risalah pertemuan kebijakan moneter The Fed pada 28 dan 29 Oktober yang dirilis Rabu.
Risalah mengatakan staf Fed merevisi turun proyeksinya untuk pertumbuhan PDB riil AS dalam jangka menengah, dalam menanggapi kenaikan lebih lanjut dalam nilai tukar mata uang dolar, penurunan prospek pertumbuhan global dan penurunan harga saham, lapor Xinhua.
"Peserta menunjuk prospek ekonomi yang lebih lemah dan meningkatnya risiko penurunan di Eropa, Tiongkok dan Jepang, serta penguatan dolar," kata risalah.
Tetapi didukung oleh kebijakan moneter yang akomodatif dan pelonggaran lebih lanjut dari pengekangan pengeluaran dari perubahan kebijakan fiskal, The Fed memperkirakan PDB meningkat lebih cepat daripada output potensial pada 2015 dan 2016.
Penurunan lebih lanjut dalam harga minyak mentah juga mendorong The Fed untuk memangkas proyeksi inflasi kuartal ini dan awal tahun depan. Tetapi banyak peserta pertemuan kebijakan percaya bahwa penurunan harga energi akan memberikan dorongan untuk belanja konsumen dalam jangka pendek dan dengan demikian mendukung perekonomian.
Risalah menunjukkan bahwa ada perdebatan bahasa pada kecepatan kenaikan suku bunga setelah menghentikan pembelian obligasi bulanan. Beberapa peserta ingin menghapus "waktu yang cukup" dalam pernyataan, sementara yang lain tidak.
The Fed memutuskan untuk mempertahankan kata-kata itu karena beberapa pembuat kebijakan khawatir bahwa penghapusannya bisa dilihat sebagai sinyal pergeseran signifikan dalam sikap kebijakan.
The Fed telah mengatakan sejak tahun lalu bahwa tingkat suku bunga akan tetap mendekati nol untuk "waktu yang cukup" setelah program pembelian obligasi berakhir. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014