Sleman (ANTARA News) - Unjuk rasa ratusan mahasiswa penolak kenaikan harga BBM di simpang tiga Jalan Laksda Adisutjipto kawasan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu sore diserang warga sekitar kampus yang merasa terganggu aksi mereka.
Sejumlah warga menyerang dengan melempari batu ke arah mahasiswa yang sedang berorasi.
Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tunggi di Yogyakarta tersebut mulai datang dan bergiliran berorasi di pertigaan UIN Sunan Kalijaga sekitar pukul 14.00 WIB di tengah guyuran hujan.
Akibatnya arus lalu lintas dari dan menuju kawasan kampus tersebut ditutup total karena macet dari berbagai arah.
Setelah hujan reda, sekitar pukul 15.15 WIB mahasiswa mulai bergerak ke arah timur menuju SPBU Janti yang merupakan milik Pertamina.
Namun puluhan personel pasukan Anti Huru Hara Polres Sleman telah dipersiapkan di area jembatan Sungai Gajah Wong mencegah mereka. Massa aksi kemudian berhenti sebelum sampai di atas jembatan.
Massa aksi kemudian berbalik ke barat dan kembali berorasi di pertigaan UIN Sunan Kalijaga. Tidak jelas siapa yang memulai, saat itu bentrok terjadi antara massa aksi dengan polisi yang berada di sisi barat.
Mahasiswa melempari batu ke arah petugas kemudian dibalas dengan tembakan peringatan dan tembakan gas air mata. Pascabentrokan, massa berhasil didorong mundur ke arah kampus UIN Sunan Kalijaga.
Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin mengatakan aksi yang digelar para mahasiswa tersebut tidak ada izinnya.
"Namun kami masih memberikan toleransi untuk melanjutkan demo asal tidak anarkis. Tetapi karena ada yang melakukan pelemparan, kami bertindak sesuai prosedur dengan gas air mata untuk memukul mundur," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga mengamankan dua mahasiswa, satu di antaranya koordinator aksi, Zulkarnaen.
"Sementara ini kedua mahasiswa itu masih kami periksa. Sedangkan yang satu kedapatan membawa batu," kata dia.
Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti menambahkan pascademonstrasi pada Selasa (18/11) di lokasi yang sama pihaknya mendapatkan banyak keluhan masyarakat.
"Banyak yang SMS terkait unjuk kemarin [18/11]. Karena ini tidak beriziin kalau aksinya melebih waktu bisa dibubarkan. Tapi sampai pukul 17.30 WIB massa sudah membubarkan diri kembali ke kampus," katanya.
Salah seorang warga Papringan (warga sekitar lokasi) mengatakan masyarakat merasa terganggu atas demo yang dilakukan mahasiswa.
"Demonstrasi yang menjurus ke kerusuhan tersebut sangat mengganggu aktivitas dan juga membuat lalu lintas jalanan menjadi macet. Kalau demonstrasi tertib dan ingat waktu maka tidak ada apa-apa. Namun ini sudah kelewatan dan merusak," katanya.
Hal itulah yang kemudian membuat warga masyarakat melakukan aksi pelemparan balasan terhadap mahasiswa.
"Mereka ini mengatasnamakan rakyat tapi merusak dan membuat onar," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014