"Dalam hal ini peringkat ke- 9 untuk industri pulp dan peringkat ke- 6 untuk industri kertas, sementara itu di tingkat Asia Indonesia menempati peringkat ke 3 untuk industri pulp dan kertas dan peringkat pertama di negara-negara ASEAN," kata Menperin Saleh Husin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menperin mengatakan, industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri andalan nasional karena didukung oleh ketersedian bahan baku yang mencukupi dan sumberdaya manusia yang terampil. Saat ini, kapasitas terpasang industri pulp dan kertas yang kita miliki masing- masing sebesar 7,9 juta ton/tahun pulp dan 12,9 juta ton/tahun kertas. Sedangkan realisasi produksi industri pulp dan kertas masing-masing sebesar 6,2 juta ton pulp dan 10,9 juta ton kertas.
Tahun 2013, lanjut Menperin, kedua industri ini memberikan sumbangan ekspor masing- masing sebesar 3,7 juta ton pulp dengan nilai sebesar 1,8 juta dolar AS dan 4,1 juta ton kertas dengan nilai sebesar 3,7 juta dolar AS.
Menurut Menperin, industri pulp dan kertas memiliki peluang yang sangat potensial mengingat kebutuhan kertas dunia diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 2,1 persen per tahun, dimana saat ini kebutuhan kertas dunia sebesar 394 juta ton dan diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada tahun 2020.
Konsumsi perkapita Indonesia yang masih sangat rendah baru sekitar 32 kg per kapita per tahun, sedangkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sudah diatas 100 kg per kapita per tahun bahkan negara-negara maju seperti di Amerika dan Eropa diatas 200 kg per kapita per tahun.
"Adanya kecenderungan global industri pulp kertas yang telah bergeser dari negara-negara Amerika Utara dan Scandinavia ke Asia dan Amerika Latin juga merupakan peluang Indonesia untuk mengisi pasar tersebut," kata Menperin.
Pada kesempatan tersebut, Menperin yang didampingi Dirjen Industri Agro Panggah Susanto dan Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari melakukan dialog kepada para pelaku usaha untuk mencari solusi agar dapat menjadi masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan industri ke depan.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014