"Mereka menawarkan supaya kita mendorong investasi di infrastruktur, artinya mendorong investor asing di manufaktur dan kuncinya tidak harus di Jakarta, tapi di berbagai daerah," kata Menkeu seusai menerima Duta Besar AS di Jakarta, Rabu.
Menurut Menkeu, untuk mewujudkan pertumbuhan industri manufaktur tersebut, pemerintah harus membangun dan membenahi sarana infrastruktur terlebih dahulu agar biaya logistik menjadi lebih murah serta tidak memberatkan para investor.
"Mereka minta supaya nanti infrastruktur yang kita bangun itu benar-benar bisa menurunkan biaya logistik, jadi dia berani masuk ke Indonesia asalkan biaya logistik menjadi kuncinya," ujarnya.
Menkeu tidak mengungkapkan berapa biaya logistik ideal yang diinginkan, namun pembenahan dalam sektor logistik harus diupayakan agar pertumbuhan investasi dari industri manufaktur dapat memberikan kontribusi ke perekonomian nasional.
"Mereka tidak bilang, tapi seharusnya dipotong signifikan, karena biaya logistik kita memang terlalu mahal," katanya dalam menjawab keluhan Duta Besar terkait tingginya biaya logistik di Indonesia.
Selain bertemu dengan Duta Besar AS untuk membahas hubungan bilateral, Menkeu sebelumnya telah menerima kunjungan Duta Besar Australia, dan dijadwalkan untuk menerima "courtesy call" dari Duta Besar Inggris serta Duta Besar Jepang.
Sektor investasi menjadi salah satu andalan pemerintah dalam menjaga angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015, yang pada APBN ditetapkan sebesar 5,8 persen. Presiden Joko Widodo bahkan telah menjanjikan kemudahan izin berusaha bagi para investor asing.
Selain itu, pemerintah telah mengalihkan subsidi dari sektor konsumtif untuk kegiatan produktif, sehingga memiliki ruang fiskal sebesar Rp110 triliun-140 triliun, yang antara lain akan dimanfaatkan untuk membangun sarana infrastruktur.
Salah satu proyek infrastruktur yang dijanjikan percepatan pembangunannya untuk menekan biaya logistik adalah tol laut yang diharapkan makin mempermudah konektivitas melalui jalur laut serta memperkecil jarak kawasan Indonesia barat dan Indonesia timur.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014