Pasca kenaikan BBM (subsidi), fundamental ekonomi Indonesia menjadi lebih baik, situasi meningkatkan harapan akan lebih cepatnya perbaikan defisit transaksi berjalan Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, melemah tipis sebesar tiga poin menjadi Rp12.128 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.125 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa laju penguatan rupiah tertahan seiring dengan investor yang sedang menantikan hasil pertemuan pejabat bank sentral AS (the Fed) pada pekan ini.

"Sebagian investor bersikap waspada menanti publikasi pertemuan Federal Reserve yang akan dirilis pada Kamis besok (20/11) waktu setempat. Pertemuan itu dapat memberikan petunjuk bagi investor menentukan investasinya ke depannya," katanya.

Ia menambahkan bahwa euforia kenaikan harga BBM subsidi juga menjadi salah satu penahan depresiasi mata uang rupiah sehingga fluktuasinya masih dalam kisaran yang stabil.

"Pasca kenaikan BBM (subsidi), fundamental ekonomi Indonesia menjadi lebih baik, situasi meningkatkan harapan akan lebih cepatnya perbaikan defisit transaksi berjalan Indonesia," katanya.

Selain itu, lanjut dia, keputusan Bank Indonesia yang menaikan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 7,75 persen, membuat aset keuangan Indonesia akan terlihat lebih menarik bagi investor asing.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa dinaikkannya harga BBM subsidi itu diharapkan dapat membuka ruang fiskal Indonesia untuk mendorong pembangunan infrastruktur.

"Membaiknya infrastruktur, juga akan menjadi daya tarik investor untuk menempatkan dananya ke Indonesia," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu (19/11) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.124 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.146 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014