Kelompok yang menamakan diri Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) memandang apatis pelantikan gubernur baru, menurut mereka naik atau tidaknya Ahok menjadi gubernur tidak akan ada perubahan bagi rakyat miskin Jakarta.
"Selama satu periode kepemimpinannya, Ahok secara membabi buta menghabisi ribuan rumah milik warga miskin dengan dalih mengatasi segala permasalahan Jakarta, banjir lah, kekumuhan, kriminalitas dan kemacetan, tapi dia tak pernah berpikir dampaknya seperti apa," kata Ketua SPRI Sukendar saat menggelar aksi di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu.
SPRI menuduh Ahok secara terang-terangan tak mengakui keberadaan kampung kumuh di Jakarta. Dalam Perda nomor 1 tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDRT) dan peraturan zonasi, Sukendar mengatakan, lokasi yang akan ditata 20 tahun ke depan sudah ditetapkan.
"Penggusuran bisa terjadi kapan saja dan di mana saja," kata Sukendar.
Sementara Yuli (27), salah seorang pengunjuk rasa, ibu rumah tangga yang juga bekerja sebagai buruh cuci di salah satu perumahan dekat kampung tinggalnya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat mengeluhkan penggusuran yang akan dialaminya.
"Kalau saya digusur dan dipindah ke rusun Daan Mogot, itu juga kan katanya, entah benar pindah ke rusun entah tidak, saya akan kehilangan pekerjaan sebagai buruh cuci di perumahan, suami juga kerjanya jadi jauh, belum anak-anak nanti harus pindah sekolah, proses administrasinya kan ribet," kata Yuli di bawah sinar terik matahari.
Yuli sendiri mengaku tidak tahu betul terkait penggusuran, dia hanya mendengar dari para tetangga.
Terkait sosok Ahok, Yuli pun selama ini hanya bisa melihatnya dari televisi.
"Pak Ahok suka marah-marah kalau saya lihat di televisi, soal dia mau jadi gubernur atau tidak tak ada urusan buat kami, yang penting saya jangan digusur," kata Yuli.
Selain Yuli, warga Cipete, Jakarta Selatan yang mengalami nasib yang sama juga ikut dalam unjuk rasa. Demikian juga dengan beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pluit, Jakarta Utara.
Ahok telah dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pukul 14.00 WIB dan resmi menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Sejumlah personel polisi telah disiagakan untuk mengamankan unjuk rasa di depan Istana Negara. Polisi membentuk paar betus mengamankan aksi unjuk rasa.
Hingga saat ini, kondisi Jalan Medan Merdeka Utara terpantau padat akibat unjuk rasa.
Selain unjuk rasa SPRI, unjuk rasa mahasiswa yang memprotes kenaikan harga BBM bersubsidi juga sedang berlangsung di depan Istana Negara.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014