Palu (ANTARA News) - Sebagian angkutan kota di Palu, Sulawesi Tengah, mulai menaikkan tarif setelah pemerintah mengumumkan kenaikan bahan bakar bersubsidi.
Beberapa angkutan kota menaikkan tarif dari Rp4.000 per penumpang menjadi Rp5.000 per penumpang.
"Kami harus patuhi tarif baru angkot, meski hanya naik Rp1.000 dari tarif sebelumnya," kata Udin, seorang sopir angkutan kota di Palu, Rabu.
Sementara tarif angkutan kota untuk pelajar dan mahasiswa tidak dinaikan, tetap Rp3.000 per penumpang.
Pepi (38), sopir angkutan kota lainnya, berharap kenaikan tarif angkutan kota bisa besarannya sama dengan kenaikan harga bahan bakar minyak subsidi, Rp2.000.
Ia juga berharap tarif angkutan kota untuk pelajar dan mahasiswa bisa naik jadi Rp3.500 per penumpang, apalagi jumlah penumpang belakangan makin berkurang karena makin banyak orang yang punya mobil dan sepeda motor.
"Bayangkan saja sehari keliling mencari penumpang hanya dapat paling tinggi Rp70 ribu," kata Udin serta menambahkan sebelumnya dia bisa mendapat Rp200 ribu sehari.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Palu Ajenkris mengatakan pemerintah daerah bersama Dewan Pimpinan Daerah Organisasi Angkutan Darat telah menetapkan tarif baru angkutan kota setelah harga bahan bakar minyak bersubsidi naik.
Ia mengatakan mulai hari ini tarif angkot di Palu ditetapkan naik Rp1.000 dari sebelumnya Rp4.000 per penumpang sementara tarif khusus untuk pelajar dan mahasiswa tidak naik, tetap Rp3.000 per penumpang.
Menurut dia, besaran kenaikan tarif angkot telah diperhitungkan dengan matang dan bijaksana sehingga tidak merugikan pemilik angkot maupun masyarakat pengguna. Ia berharap sopir angkutan kota mematuhi tarif baru yang telah ditetapkan pemerintah tersebut.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014