Hal itu diungkapkan Sekretaris Perusahaan Astra Otoparts, Made Kusumawati, dalam Lokakarya Wartawan Industri dan Otomotif oleh Astra International di Bogor, Jabar, Selasa.
"Bulan lalu kami baru saja meresmikan pembangunan pabrik rantai sepeda motor yang berlokasi di Hangzhou, Tiongkok, dengan kapasitas 6 juta unit per tahun dan rencananya mulai beroperasi mulai November 2015," katanya.
Pabrik tersebut merupakan hasil rekanan dengan perusahaan lokal Tiongkok, Hangzhou Sunfun Chain Co. Ltd, dengan pembagian investasi 40 persen ditanamkan oleh Astra Otoparts dan sisanya pihak setempat tersebut.
Menurut Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis Astra Otoparts Djangkep Budhi Santoso rencana pembangunan pabrik di Tiongkok itu sebetulnya sudah bermula pada 2012 lalu, namun sempat terkendala dengan sulitnya mencari lahan di sana.
"Memang sebetulnya itu perencanaan sejak 2012, namun cukup sulit mendapatkan tanah di sana, dan tahun kemarin baru mendapatkan tanah sehingga bulan lalu pembangunan pabrik mulai dilaksanakan," katanya.
Pihaknya memilih Tiongkok sebagai lokasi pabrik baru tersebut, lanjut Djangkep, karena ongkos produksi di sana lebih murah mengingat material berada di sana.
"Kami sebetulnya memiliki pabrik rantai di Indonesia, untuk melayani OEM (Produsen Perawatan Asli) di sini. Kenapa di Tiongkok? Karena di sana ongkos produksinya lebih murah, material bisa didapatkan di sana.
"Selama ini Indonesia kan masih impor materialnya. Kalau di sana, kena antidumping sampai 40 persen lebih, sehingga bisa jadi kalau diproduksi di Indonesia harga komponen lebih murah ketimbang materialnya," katanya.
Meski demikian baik Made maupun Djangkep belum berkenan menyebutkan nilai investasi pabrik di Tiongkok tersebut.
Djangkep menambahkan sejak 2011 Astra Otoparts telah membangun sedikitnya 11 pabrik baru.
Antara lain pabrik aki GS di Semarang, Jawa Tengah yang sudah groundbreaking pada Januari 2013 dengan nilai investasi sebesar Rp150 miliar menempati lahan seluas 3 ha.
Kemudian pabrik Evoluzione Tyres di Subang, groundbreaking Juli 2013 dengan nilai investasi sebesar Rp1,3 triliun berkapasitas produksi 7 juta unit per tahun saat beroperasi penuh untuk produksi ban kendaraan roda dua yang menempati lahan seluas 32 ha.
Selanjutnya pabrik Denso di MM2100 yang groundbreaking pada Desember 2012 dengan nilai investasi sebesar Rp1,3 triliun untuk memproduksi komponen pengendali mesin di atas lahan seluas 20 ha.
Selain itu ada juga pabrik TD Automotive Compressor Indonesia di MM2100 yang groundbreaking pada Desember 2013 dengan nilai investasi sebesar Rp747 miliar dan menempati lahan seluas 10 ha.
Pewarta: Gilang Giliarta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014