Jakarta (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan setuju dengan materi pembicaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden AS George W Bush di Istana Bogor 20 November mendatang, namun lembaga itu mengingatkan Washington untuk tidak mendikte Indonesia. "MUI menyetujui pembicaraan tersebut asal untuk kepentingan bangsa ini," kata Ketua MUI Umar Shihab kepada pers usai menemui Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Kamis. Umar Shihab datang bersama Ketua Umum MUI Sahal Mahfud bersama pengurus MUI lainnya untuk mendengarkan penjelasan presiden tentang pertemuan di Istana Bogor tersebut. Alasan MUI untuk menyetujui materi pertemuan kedua presiden itu adalah karena peningkatan sektor pendidikan, teknologi pemberantasan kemiskinan, dan pengangguran memang merupakan hal yang sangat penting bagi Indonesia. Ketika ditanya wartawan apakah MUI menyetujui kunjungan Presiden Bush tersebut, Umar berkata, "MUI tidak dalam kapasitas untuk menolak atau menerima kunjungan tersebut". Sementara itu, ketika ditanya tentang keinginan berbagai kelompok masyarakat untuk berunjukrasa, ia mengatakan presiden menegaskan tidak ada masalah mengenai unjukrasa selama kegiatan tersebut tidak melanggar peraturan dan hukum yang ada. "Silahkan berdemontrasi tapi jangan merusak," kata Umar mengutip ucapan Yudhoyono. Ia menyebutkan pula materi pembicaraan kedua kepala pemerintahan itu ditentukan sendiri oleh Indonesia. Presiden menegaskan agenda pembicaraan tersebut ditentukan oleh Indonesia dan bukannya oleh Presiden Bush.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006