"Banjir pada Januari 2014 lebih ringan dibanding Januari 2013. Begitu pula pada Januari 2015, kami harapkan lebih ringan dari tahun sebelumnya. Meski begitu, semua harus bersiap sepenuh kekuatan dengan skenario terburuk," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Dia mengharapkan, semua pihak mampu menyiapkan diri terhadap skenario terburuk banjir di pergantian tahun 2014-2015. Skenario itu dirancang sama dengan banjir pada 2007.
"Apabila skenario terburuk sudah disiapkan, tentu bencana banjir yang sedang atau ringan akan mudah ditangani. Sebaliknya, jika kita pakai skenario biasa, maka malah kita tidak bisa menangani banjir yang besar," katanya.
Tri mengatakan, pihaknya menyiapkan sekitar Rp75 miliar untuk penanganan banjir dan longsor nasional, sedangkan senilai Rp12 miliar dianggarkan untuk banjir di Jakarta lantaran daerah ini kerap menjadi langganan banjir, berikut besarnya masyarakat yang terdampak oleh bencana ini.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari tahun depan, sehingga kemungkinan banjir besar akan terjadi.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus Subagyo mengatakan, pihaknya telah menganalisis dan memperkirakan curah hujan pada Desember 2014 meningkat hingga Januari 2015, terutama di Jakarta.
"Air hujan tidak dapat diserap dengan baik di Jakarta. Tanahnya sudah jenuh dan tertutup oleh bangunan. Sebagian besar air hujan hanya dibuang ke sungai dan mengalir ke laut," ujarnya menambahkan.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014