Pantauan di Kendari, Selasa petang, calon penumpang berjalan kaki disisi jalan trotoar sembari menunggu kendaraan bak terbuka atau kerabat yang mengajak pulang bersama-sama.
Ada pula calon penumpang korban mogok angkutan yang memanfaatkan jasa ojek (angkutan alternatif sepeda motor, red) dan taksi yang terus beroperasi.
"Saya menunggu kakak yang jemput. Mau jalan kaki tetapi jarak rumah cukup jauh sekitar 11 kilometer," ujar Ratni siswi SMK 1 Kendari.
Kepala SMU 1 Kendari Trianto mengharapkan Pemerintah Kota Kendari, DPRD serta komunitas sopir angkutan kota segera merumuskan besaran tarif angkutan.
"Kalau mogoknya berlarut-larut semua rugi. Sopir kehilangan pendapatan, pemilik kendaraan kesulitan angsuran. Kalau calon penumpang akan mencari alternatif," katanya.
Seorang mahasiswa Asman (22) mengimbau pemerintah daerah dan DPRD menetapkan besaran tarif angkutan penumpang dalam Kota Kendari dengan cermat.
"Ya, publik menunggu keputusan besaran tarif angkutan menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Masyarakat berharap kenaikan yang realistis," kata Asman.
Tarif angkutan penumpang umum di Kota Kendari sebesar Rp3.900 sedangkan pelajar/mahasiswa Rp2.500.
Pewarta: Sarjono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014