Sekitar 7.000 polisi bersenjata gas air mata dan granat kejut harus turun tangan untuk membubarkan pawai massa yang terdiri dari sekitar 18.000 orang setelah kelompok massa tersebut membakar bendera Amerika dan Uni Eropa di depan kedutaan AS.
Di kota terbesar kedua di Yunani, Thessalonki, terdapat sekitar 14.000 demonstran yang diawasi oleh 1.000 polisi, dapat dibubarkan pulang dengan damai.
Pawai yang merupakan tradisi dari pihak kiri dan serikat pekerja di Yunani memperingati tanggal 17 November 1973 akan pemberontakan Mahasiswa Politeknik Athena melawan kediktatoran militer yang berkuasa saat itu.
Lebih dari 20 orang tewas dalam bentrokan hari itu, namun menandai awal dari akhir junta yang berkuasa sejak tahun 1967, dengan dipulihkannya demokrasi tujuh bulan kemudian.
Setiap tahun para demonstran berbaris ke kedutaan besar AS untuk protes untuk mengecam peran agen intelijen AS yang diduga berperan dalam kekuasaan kediktatoran militer.
Dalam beberapa tahun terakhir demonstran juga telah menggunakan acara peringatan tersebut untuk menyuarakan oposisi terhadap langkah-langkah penghematan yang keras yang dikenakan pada Yunani oleh kreditor internasional setelah krisis keuangan global.
"Pada saat ketika pemerintah berusaha untuk menghapus semua rasa keadilan sosial melalui langkah-langkah penghematan, tuntutan Politeknik tetap saat ini," Konfederasi Umum Pekerja Yunani (GSEE), serikat utama negara itu mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Pekan lalu, sejumlah mahasiswa dilaporkan terlibat bentrokan dengan aparat keamanan di depan kampuis Politeknik Athena menyusul keputusan kepala Universitas Athena untuk mempersingkat satu hari penutupan kampus dari yang biasanya dilakukan selama tiga hari setiap peringatan pemberontakan 1973.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014