Magelang (ANTARA News) - Balai Konservasi Borobudur (BKB) bersama tim konservator dari Jerman berupaya memasang sejumlah kepala arca Buddha yang tersimpan di BKB ke badan arca di Candi Borobudur yang belum memiliki kepala.
"PR (pekerjaan rumah) kami adalah menyelesaikan pemasangan kepala arca Buddha yang tersimpan di kantor BKB. Sejumlah kepala arca tersebut ketika restorasi tahun 1973-1983 belum mendapatkan pasangan badannya," kata Kepala BKB Marsis Sutopo di Magelang, Selasa.
Ia menyebutkan ada 56 kepala arca Buddha di BKB, sedangkan arca yang belum ada kepalanya di Candi Borobudur sebanyak 250-an arca, maka untuk memasangnya perlu dicocokkan satu per satu.
Marsis mengatakan ekspresi wajah patung Buddha tersebut sama, yang membedakan adalah posisi tangan, ada yang abayamudra, mudra, dan ada yang memutar cakra.
"Kami tidak tahu kapan hilangnya sejumlah kepala Buddha tersebut, ketika restorasi tentu juga ada restorasi kepala, tetapi badannya masih ada kepalanya tidak ada," katanya.
Ia menuturkan setelah restorasi atau pemugaran sampai sekarang keberadaan patung Buddha dan kepalanya itu terus dipantau. Sejak Candi Borobudur direstorasi hingga sekarang belum ada kasus kehilangan kepala arca, justru ada temuan dua kepala arca oleh masyarakat sekitar Borobudur dan dua kepala arca itu sudah dipasang.
Ia mengatakan pemasangan kepala arca Buddha tersebut harus sesuai dengan tubuhnya, untuk mencocokkan kepala dan badan arca ini harus ada data pendukung. Waktu restorasi 1973-1983 itu bisa saja metode penelitiannya dan alatnya belum sehebat sekarang.
"Oleh karena itu dengan peralatan yang ada sekarang kami mau mengadakan penelitian lagi untuk memasang 56 kepala arca tersebut di antara 250-an arca Buddha yang belum ada kepalanya," katanya.
Ketua tim konservator dari Jerman Hans Leisen mengatakan tim berusaha untuk mencocokan. Pertama menggunakan bentuk retakannya apakah bisa dicocokkan atau tidak. Tetapi ternyata bentuk retakan di kepala itu kelihatannya sudah ada yang ditatah saat pemugaran untuk bisa memasang kepala tersebut.
"Jadi bentuk retakannya itu sudah berbeda dengan yang ada di badannya, jadi metode itu tidak bisa digunakan lagi," katanya.
Ia mengatakan untuk memasang kepala arca itu perlu menggunakan cara lain, yakni melakukan penelitian terhadap batunya dengan penelitian petrografi, melihat sayatan tipisnya kemudian bisa dicocokkan dengan badan yang ada di candi.
"Kalau batunya sesuai mungkin kepala dan badannya cocok. Hal ini merupakan pekerjaan yang cukup berat karena arca yang tidak berkepala ada 250-an," katanya.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014