Mogadishu (ANTARA News) - Sebanyak 14 anggota kabinet Somalia telah menandatangani manifesto yang mendesak Perdana Menteri Somalia Abdiweli Sheikh Ahmed agar mundur dan meletakkan jabatan guna menyelesaikan sengketa lama antara dia dan Presiden Hassan Sheikh Mohamud.
Menteri Federalisme dan Dalam Negeri Abdirahman Godah Barre mengkonfirmasi bahwa 14 anggota kabinet termasuk dia telah menandatangani manifesto tersebut, yang mendesak PM agar berkompromi dan meletakkan jabatan.
"Kami menandatangani surat dan mengirimnya kepada PM untuk meyakinkan dia agar meletakkan jabatan guna menyelamatkan pemerintah," kata Barre.
"Presiden telah kehilangan kepercayaannya pada PM. Parlemen berusaha duduk dan membahas mosi tak percaya terhadap PM," tambah Barre.
Barre, sekutu dekat Presiden Sheikh Mohamud, menggambarkan tindakan tersebut sebagai penyelesaian, jika PM menerima dan secara mulus meletakkan jabatan.
Para menteri Somalia yang menandatangani manifesto itu adalah menteri dalam negeri, menteri pertahanan, menteri keuangan, menteri luar negeri dan menteri kehakiman, demikian laporan Xinhua.
Perdana Menteri Somalia tak berkomentar apakah ia akan menerima saran menteri kabinetnya itu, yang terdiri atas 23 menteri. Tapi 14 menteri mengancam akan mundur jika ia menolak untuk menerima saran mereka.
Pertikaian antara perdana menteri dan presiden Somalia, yang memicu perpecahan di parlemen dan pembubaran pemerintah, meletus ketika perdana menteri melakukan perombakan kabinet yang mempengaruhi sekutu utama presiden, Farrah Abdulkader --yang menjadi menteri perundangan dan kehakiman.
Parlemen Somalia telah menyelenggarakan dua sidang tapi gagal dalam satu pekan, setelah anggota pro-perdana menteri di parlemen melancarkan protes. Mereka menghalangi ketua parlemen membuka pembahasan --yang direncanakan berakhir dengan pemungutan suara bagi mosi terhadap perdana menteri.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud pada Senin (17/11) terbang ke Denmark untuk menghadiri konferensi Kesepakatan Baru di Copenhagen. Tapi Pemerintah AS menarik delegasinya dari konferensi itu sebagai protes terhadap pertikaian saat ini di kalangan pemimpin Somalia.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014