Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mendesak Presiden Amerika Serikat, Goerge Walker Bush, agar ikut mendorong pembentukan negara Palestina yang berdaulat secepatnya, sehingga tidak terjadi lagi penundaan sejak 2005. "Indonesia ingin pembentukan negara Palestina sesegera mungkin, sehingga tidak ditunda-tunda lagi," kata Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal, kepada pers di Kantor Kepresidenan, Kamis. Yudhoyono dan Bush akan mengadakan pembicaraan empat mata di Istana Bogor 20 November mendatang. Amerika Serikat dulu pernah berjanji bahwa negara Palestina yang berdaulat sudah bisa berdiri tahun 2005, tetapi sampai sekarang negara Palestina belum juga terwujud. "Kita tetap mendukung pembentukan negara Palestina yang berdaulat," kata Dino yang pernah menjadi Direktur Urusan Amerika di Departemen Luar Negeri beberapa tahun lalu. Masalah Palestina akan menjadi salah satu materi pembicaraan Yudhoyono dengan Bush di Istana Bogor 20 November, selain masalah-masalah bilateral. Dino menyebutkan masalah bilateral yang akan disinggung Yudhoyono antara lain harapan Indonesia agar para pengusaha Amerika Serikat meningkatkan investasi mereka di Indonesia. Masalah lain yang akan dibicarakan adalah kerjasama penanggulan penyakit flu burung, dukungan Amerika bagi program biofuel serta kerja sama pemberantasan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Sementara itu, ketika ditanya tentang tokoh-tokoh masyarakat yang akan bertemu dengan Bush di Istana Bogor, Dino mengemukakan pengumuman nama-nama tokoh masyarakat yang akan bertemu dengan Bush diharapkan sudah dapat diumumkan dalam waktu dekat. Diperkirakan sekitar lima tokoh masyarakat di bidang sosial dan pendidikan akan diundang berbicara langsung dengan Bush pada 20 November mendatang. (*)
Copyright © ANTARA 2006