Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, menguat 20 poin menjadi Rp12.180 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.200 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS di tengah antisipasi rencana pemerintah yang akan menaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada tahun ini," kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa pelaku pasar mengharapkan kenaikan harga BBM bersubsidi itu segera terealisasi sehingga beban defisit pada neraca transaksi berjalan Indonesia bisa berkurang dan mengurangi kekhawatiran investor terhadap perekonomian Indonesia ke depan.
"Namun, penguatan rupiah masih cenderung terbatas, sebagian investor masih terlihat waspada mencermati besaran kenaikan harga BBM bersubsidi itu," katanya.
Saat ini, menurut dia, outlook mata uang rupiah masih cukup netral bergerak di kisaran Rp12.170-Rp12.210 per dolar AS.
Dari sisi fundamental, lanjut Zulfirman Basir, pelemahan dolar AS terhadap mata uang yen Jepang juga cukup memberikan sentimen positif bagi nilai tukar rupiah untuk kembali terapresiasi pada awal pekan ini (Senin, 17/11).
"Penguatan dolar AS terbebani setelah mengalami penguatan cukup signifikan terhadap yen Jepang, kondisi itu mendorong aksi ambil untung pelaku pasar keuangan," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin (17/11) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.193 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.206 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014