Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Rabu pagi, menguat tipis menjadi Rp9.175/9.180 dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.125/9.183 per dolar AS atau naik tiga poin. "Menguatnya rupiah itu terutama dipicu oleh melonjaknya yen terhadap dolar AS, setelah Bank sentral Cina (BoC) melakukan pembelian yen sebesar 1 triliun dolar AS untuk mendorong naik mata uang Jepang itu," kata Head Of Trading PT Bank Niaga Tbk, Noel, di Jakarta, Kamis. Menurut dia, kenaikan yen yang cukup besar mampu memicu rupiah menguat tipis setelah hari sebelumnya terpuruk akibat aksi lepas obligasi oleh investor asing. Investor asing melepas obligasi rupiah, setelah Bank Indonesia (BI) mengisyaratkan menurunkan bunga pinjaman pada akhir tahun ini, katanya. Penurunan bunga pinjaman yang agresif itu, menurut dia, mengurangi keuntungan dari obligasi yang dimiliki asing, karena itu mereka segera melepas obligasi yang dimiliki dan kembali membeli dolar AS. Akibatnya tekanan negatif pasar pada hari sebelumnya mengakibatkan rupiah terpuruk hingga mendekati level Rp9.200 per dolar AS, katanya. Namun isu pembelian yen oleh BoC memberikan nafas lega, sehingga pergerakan yang terus melemah agak tertahan, bahkan naik sekitar tiga basis poin menjadi Rp9.180 per dolar AS, ucapnya. Dolar AS di pasar regional melemah jadi 117,75 dari sebelumnya 118,55, euro merosot jadi 151,10 dari 151,35 dan euro bertahan pada 1,2825. Rupiah, lanjut Noel, seharusnya bisa bergerak lebih baik lagi, namun agak tertahan oleh situasi pasar saham di Asia yang cenderung tak menentu seperti Indeks Nikkei Jepang naik 0,56 persen, sedang indeks SP/ASX 200 Australia melemah 0,24 persen. Bank sentral AS (The Fed) sementara itu mengidentifikasi inflasi yang tinggi sebagai kekhawatiran terbesar dalam pertemuan terakhir mereka pada tahun ini dan mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga. Pada Pertemuan Pasar Terbuka Federal (FOMC) 24-25 Oktober lalu, The Fed sempat khawatir dengan proyeksi harga-harga, hingga mereka kemudian mempertahankan suku bunganya, The Fed Fund, pada 5,25 persen untuk tiga kalinya. Pasar finansial tidak bereaksi banyak terhadap kenaikan harga saham hingga membuat rekor di Wall Street. Euro diperdagangkan menguat pada 1,2827 dolar AS di perdagangan New York, dari sebelumnya 1,2809. Karena itu, rupiah diperkirakan akan bisa mencapai titik tertinggi Rp9.300 per dolar AS, apabila The Fed dengan kekhawatirannya akan kembali menaikkan suku bunganya, demikian Noel. (*)
Copyright © ANTARA 2006