PBB, New York (ANTARA News) - Enam negara utama di PBB, Rabu, gagal menembus kebuntuan dalam upaya mereka menyepakati satu paket dengan sasaran sanksi terhadap Iran, sehubungan dengan penolakannya untuk menghentikan kegiatan bahan bakar nuklirnya yang peka. "Kami tak membuat kemajuan hari ini," kata Duta Besar AS untuk PBB John Bolton kepada wartawan, seperti dilaporkan AFP. Bolton mengemukakan hal itu setelah utusan dari keenam negara mengakhiri pertemuan tak resmi keenam mereka dalam tiga pekan mengenai rancangan resolusi Eropa yang mendesak dijatuhkannya sanksi yang berkaitan dengan rudal balistik dan nuklir atas Iran. Pertemuan di misi Perancis di PBB di New York itu dihadiri oleh duta besar dari Jerman dan anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB -- Inggris, China, Perancis, Rusia dan Amerika Serikat. "Kami akan bertemu lagi dalam waktu dekat," kata Bolton, tanpa mengatakan secara pasti kapan. Ia menambahkan masalah sanksi juga mungkin dibahas pada pertemuan tingkat menteri luar negeri di sela pertemuan akhir pekan Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik di Hanoi. Negara Barat mencurigai Iran secara diam-diam berusaha membuat senjata nuklir. Teheran, yang berkeras bahwa program nuklirnya bertujuan damai, telah menolak tuntutan PBB agar Iran menghentikan pengayaan uraniumnya, proses yang dapat menghasilkan bahan bakar bagi pembangkit listrik tapi juga dapat digunakan untuk menghasilkan bahan mentah bagi hulu-ledak nuklir. Rancangan itu, yang diajukan oleh Inggris, Perancis dan Jerman, juga meliputi larangan bepergian dan pembatasan keuangan atas ilmuwan Iran yang mengerjakan program rudal nuklir tersebut. Rusia dan Cina, yang keduanya mempertahankan hubungan dagang dan energi erat dengan Teheran, ingin mengurangi secara drastis cakupan sanksi itu sementara pihak AS mendorong bagi sanksi yang bahkan lebih keras lagi. Sebelumnya Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menuduh Iran masih terus melakukan pengayaan uranium dan tidak bekerjasama dengan badan nuklir PBB tersebut guna mengatasi masalah utama menyangkut program atomnya. Iran dari 13 Agustus hingga 2 November memasukkan sebanyak 34 kilogram gas uranium ke dalam mesin sentrifugal di Natanz, yang menghasilkan sedikit uranium yang diperkaya ke tingkat yang rendah, kata laporan IAEA, Selasa. (*)

Copyright © ANTARA 2006