Jakarta (ANTARA News) - Sidang Komisi Organisasi Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II Partai Golkar hari kedua (Rabu) diwarnai ketegangan dan kealotan ketika membahas usulan Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Surya Paloh tentang perlunya dibentuk satu posisi baru, yaitu Ketua Harian. Sidang yang berlangsung dari sekitar pukul 09.00 WIB di Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta itu tidak mampu mempertemukan dua kubu berbeda hingga pukul 21:30 WIB. Ketua DPD Partai Golkar DI Yogyakarta, Gandung, secara spontan ditunjuk peserta sidang Komisi Organisasi agar posisi Ketua Harian menjadi produk Rapimnas Rabu ini. Sementara Ketua DPP Angkatan Muda Pembaharuan Golkar (AMPG), Yorrys Raweyai berada pada kubu berbeda dengan tetap mempertahankan AD/ART yang hanya memiliki struktur Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum. Karena tidak diperoleh kata sepakat, pimpinan sidang yang juga Sekjen DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Hendri Indra Utama, menskors sidang. Pada saat lobi berlangsung, muncul suasana panas di antara kedua kubu tersebut yang sama-sama ngotot dengan argumentasi masing-masing. Akhirnya polemik ini mengundang Ketua Komite Pengarah, Andi Matalata yang diberi kesempatan menyampaikan pendapat Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla. Usai Andi Matalata berbicara dan lobi kedua kubu dilanjutkan, muncul rumusan alternatif yaitu Rapimnas merekomendasikan revitalisasi dan refungsionalisasi kepengurusan di tingkat DPP, juga reshuffle. Mendadak setelah itu, seluruh Ketua DPD Partai Golkar dan pimpinan Ormas Kekaryaan dikumpulkan untuk bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006