Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla meminta agar rasa keadilan masyarakat tetap dipertahankan karena konflik yang terjadi pada umumnya bukan disebabkan karena agama melainkan adanya ketidakadilan politik dan ekonomi. Hal tersebut disampaikan Kalla ketika membuka pertemuan ketiga The Asian Muslim Action Network (AMAN) dan Koferensi Internasional bagi Forum Perdamaian Antaragama di Istana Wapres Jakarta, Rabu malam. Menurut dia, disharmonisasi yang terjadi antarumat beragama bisa diselesaikan dengan mewujudkan keadilan politik dan ekonomi karena pangkal dari konflik itu bukanlah masalah agama tetapi masalah ketidakadilan. Semua agama, katanya, mengajarkan untuk menyebarkan perdamaian kepada semua orang melalui salam yang diucapkan seperti "assalamu`alaikum", "syalom" atau "om swastiastu". Namun ia mengakui, solidaritas konflik mudah dimulai dari agama karena sentimen agama itu paling mudah untuk digerakkan. Kepada peserta yang hadir, Wapres sempat menceritakan pengalamannya ketika ikut menyelesaikan konflik Poso dan Ambon yang menewaskan sedikit 5.000 orang dalam dua tahun. Karena itu, ia berharap pertemuan AMAN dapat ikut mencari solusi bagaimana menciptakan harmonisasi dan perdamaian di dunia melalui keadilan politik dan ekonomi. Rektor UIN Jakarta Prof Dr Azyumardi Azra dalam sambutannya mengatakan, sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia Indonesia diharapkan bisa memainkan peran strategis untuk menjembatani "gap" antara masyarakat dunia, khususnya antara Islam dan Barat. Menurut dia, sudah menjadi kesadaran masyarakat dunia bahwa Islam dan agama lain menjadi penting dalam sebuah dialog antarbangsa. Ia menambahkan, radikalisme dan ekstrimisme akhir-akhir ini menjadi permasalahan bagi masyarakat dunia. Permasalahan itu telah menghambat perdamaian, begitu juga persoalan politik dan ekonomi. "Karenanya, pertemuan ini penting untuk bertukar pikiran, pengalaman, dan pengetahuan dalam membangun jaringan bagi masyarakat Asia," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006