Bangkok (ANTARA News) - Departemen Peningkatan Kualitas Lingkungan Thailand (DEQP) mengatakan tahun lalu, bahwa tiap warga Thailand memproduksi satu kilogram sampah per hari.
Ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk memecahkan masalah itu dan mengurangi hilangnya sumber daya alam serta dampak terhadap lingkungan.
Departemen itu mengatakan bahwa total produksi limbah di Thailand tahun lalu mencapai sekitar 26 juta ton, 64 persen di antaranya adalah sampah makanan.
Dalam seminar tentang pemecahan masalah pembuangan limbah yang diadakan di Bangkok, Wakil Direktur Jenderal DEQP Sakol Tinagul mengatakan, Thailand menghadapi peningkatan limbah setiap tahun.
Pada tahun 2013, 26 juta ton sampah diproduksi di dalam negeri, yang berarti setiap orang Thailand memproduksi satu kilogram sampah setiap hari.
Dari jumlah tersebut, tiga persen adalah limbah berbahaya, 30 persen daur ulang limbah, sedangkan 64 persen adalah organik atau sampah makanan, yang dianggap cukup tinggi.
Sedangkan limbah hanya bisa dihancurkan pada tingkat 70 persen, meninggalkan limbah sisa menyebabkan gas metana yang mengarah ke efek rumah kaca yang mempengaruhi lingkungan secara keseluruhan.
Pejabat lingkungan mengatakan, bahwa sektor swasta telah mendorong masalah pengelolaan sampah menjadi agenda nasional, sektor ini telah berkembang terus-menerus dengan efisiensi tinggi.
Thailand saat ini mampu memulai proses pengelolaan sampah lengkap yang bisa menghancurkan lebih banyak sampah, sementara ramah lingkungan.
Sementara itu, Perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB, Rosa Esrore, mengatakan dunia menghadapi krisis sisa makanan, dengan sekitar 1,3 miliar ton atau sekitar 32 triliun bath makanan hanya dibuang percuma setiap tahun.
Limbah dari jumlah makanan ini bisa memberi makan seluruh bangsa yang tak memiliki makanan cukup, kata pejabat PBB itu. Demikian laporan TNA,
(Uu.H-AK)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014