Bogor (ANTARA News) - BEM Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA) menilai, ironis jika pemerintah mengeluarkan dana hingga Rp6 milyar untuk pengamanan kunjungan enam-jam Presiden Amerika Serikat George W Bush, sementara sebagian besar warga masyarakat belum mampu keluar dari keterpurukan akibat krisis ekonomi. Pernyataan sikap BEM UIKA tersebut diungkapkan, Rabu, dalam aksi unjukrasa menentang kedatangan Bush ke Kota Bogor pada 20 November mendatang. Aksi yang diikuti oleh sekitar 200 mahasiswa UIKA tersebut berlangsung damai di seputaran Tugu Kujang, Jalan Padjajaran, Bogor. Aksi serupa sebelumnya juga dilakukan ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat sejak Rabu pagi di kawasan tersebut. Bahkan nyaris terjadi bentrok antara kubu pro Bush dan anti Bush. Menurut BEM UIKA, jamuan yang dipersiapkan untuk Bush telah mengabaikan kepentingan mayoritas warga Bogor untuk beraktivitas, yang berakibat pada tidak optimalnya roda perekonomian warga, kegiatan belajar mengajar yang terpaksa diliburkan, serta kerugian materiil yang dialami sopir angkot akibat pengalihan trayek. Di sisi lain, kebijakan-kebijakakn Bush secara global telah menyakiti umat Islalm dunia demi membela kepentingan sekutunya dan zionis Israel. Setelah menyampaikan pernyataan sikapnya, ratusan mahasiswa tersebut berjalan kaki menuju Istana Bogor.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006