Painan, Sumbar (ANTARA News) - Banjir merendam sebanyak 841 rumah warga di Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), sejak Kamis (13/11), akibat hujan mengguyur wilayah itu.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan Medi Yuherman di Painan, Jumat, mengatakan banjir merendam rumah warga sejak pukul 22.00 WIB pada Kamis. Hingga kini kedalaman air dari lantai rumah warga mencapai sepinggang orang dewasa.
Sebanyak 841 rumah warga yang terendam banjir tersebut terdapat di enam nagari (desa adat) yakni sebanyak 43 kepala keluarga (KK) di Nagari Sungai Sirah, 210 KK di Sungai Serik, 200 KK di Sungai Pulai, di Nagari Talang Bnjai 22 KK, Pasir Bnjai sebanyak 50 KK dan Air Hitam sebanyak 316 KK.
Untuk membantu warga dalam penanganan banjir tersebut, setelah mendapat laporan dari warga, pada Jumat dinihari, sekitar pukul 01.00 WIB, BPBD kabupaten setempat langsung mengerahkan sebanyak 15 orang petugas penanganan bencana ke lokasi.
Selain petugas, BPBD setempat juga mengirim bantuan makanan siap saji kepada korban banjir di Silaut. Tidak saja itu, pemerintah kabupaten (pemkab) setempat juga memberikan bantuan paket bahan makanan seperti beras, mie isntan, minyak goreng dan bahan makanan lainnya kepada korban.
Sejumlah peralatan penanganan bencana juga di kerahkan untuk membantu pendistribusian bantuan dan memudahkan evakuasi bagi warga yang rumahnya terendam banjir di Silaut.
"Akses transportasi darat ke enam nagari tersebut juga putus total karena jalan kabupaten yang menghubungkan nagari itu dengan daerah di kecamatan itu terjebak banjir. Kedalaman air di badan jalan mencapai dada orang dewasa sehingga tidak bisa dilewati kendaraan bermotor dan mobil roda empat, " katanya.
Lokasi terparah terkena banjir di wilayah itu yakni Nagari Sungai Serik dan Sungai Binjai. Ke dalaman air di dua nagari itu hampir sedada orang dewasa. Banjir mulai merendam rumah warga diperkirakan sejak pukul 21.00 pada Rabu (12/11).
Menurutnya, genangan air diperkirakan akan tetap berlangsung hingga satu hari ke depan karena hingga kini hujan masih mengguyur wilayah Silaut.
Syafril (53) warga Silaut menyebutkan, banjir terjadi tiba-tiba saat hujan deras melanda wilayah itu sejak dua hari sebelumnya. Banjir merendam rumah warga di enam nagari tersebut karena daerahnya berada di tempat kerendahan dan tidak memiliki parit pembuangan air.
"Daerah ini sering terendam banjir. Setiap kali musim hujan, wilayah Silaut kerap dilanda banjir karena daerah ini tidak memiliki tempat pembuangan air. Akses transportasi darat juga sering terhambat ke daerah ini setiap musim hujan karena badan jalan terendam air, " katanya.
Pewarta: Siri Antoni
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014