Ini akan mengurangi waktu di udara antara lepas landas dan misi di atas Irak."
Paris (ANTARA News) - Prancis akan memutuskan dalam beberapa pekan mendatang untuk mengirim jet-jet tempur ke Yordania untuk menyerang kelompok garis keras Negara Islam (ISIS) di Irak dalam upaya meningkatkan jumlah misi dan mengurangi biaya, kata pejabat Kamis.
Prancis adalah negara pertama yang bergabung dengan koalisi pimpinan AS dalam serangan udara pada pejuang ISIS di Irak, yang juga telah mengontrol sebagian besar wilayah tetangga Suriah selama perang saudara tiga tahun di sana, lapor Reuters.
"Kami berpikir tentang penyebaran di Yordania," kata Juru Bicara Tentara Gilles Jaron kepada wartawan, dan menambahkan bahwa itu telah didiskusikan dengan pihak berwenang di Amman.
"Ini akan mengurangi waktu di udara antara lepas landas dan misi di atas Irak," katanya.
Saat ini Paris memiliki sembilan jet tempur, pesawat patroli maritim, pesawat pengisian bahan bakar di pangkalan di Uni Emirat Arab sebagai bagian dari misi "Chammal" Irak, serta perang kapal di Teluk.
Dua diplomat Prancis mengatakan, menempatkan jet di Jordania juga akan membantu mengurangi biaya pada saat pemerintah sedang mendapat tekanan untuk memotong pengeluaran, dan pekan ini dipaksa untuk menemukan cara untuk mengisi kesenjangan anggaran 600 juta euro biaya tambahan untuk operasi militer di luar negeri.
"Ini akan menjadi lebih cepat dan menghemat uang," kata seorang diplomat Prancis.
"Ada dalam kepentingan kami untuk menjadi seperti dekat dengan Irak mungkin."
Sumber kedua mengatakan keputusan itu akan dibuat bulan ini.
Prancis telah memberikan pejuang Peshmerga Irak dengan senjata dan pelatihan, namun telah mengesampingkan melakukan serangan udara di Suriah.
Ia mengatakan pihaknya menyediakan bantuan militer dan pelatihan untuk Tentara Pembebasan Suriah yang lemah di Suriah, namun belum memberikan rincian bantuan spesifik.
"Antara tiga-enam jet tempur Mirage bisa dikerahkan ke Jordan," kata seorang sumber militer.
Para pejabat Jordania yang dihubungi oleh Reuters mengatakan mereka tidak tahu rencana itu. (AK)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014