Hanoi (ANTARA News) - Pertemuan para menteri yang tergabung dalam Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Hanoi, Rabu menyepakati untuk tetap melanjutkan kembali negosiasi agenda pembangunan Doha di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang saat ini mengalami kemacetan. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu kepada ANTARA News di Hanoi, Rabu mengatakan, negara-negara APEC yang hampir semuanya juga anggota WTO, kecuali Rusia, berkomitmen agenda Doha merupakan prioritas yang harus dimulai kembali pembicaraannya baik secara kolektif atau individual. "Saya tidak bicara optimistik atau tidak, tetapi secara bersama agenda Doha WTO itu harus kita mulai kembali dalam negosiasi nantinya," kata Mari seusai melakukan pembicaraan bilateral dengan Menteri Perdagangan Australia Warren Truss. Ia mengatakan, Indonesia sendiri sudah memiliki kehendak politik (political will) untuk ikut memulai kembali agenda Doha, tetapi masing-asing pihak harus memiliki komitmen politis saling memberi agar masalah sensitif, seperti sektor pertanian yang menjadi pertentangan antara negara maju dan negara berkembang, bisa terselesaikan. Agenda Pembangunan Doha WTO dibicarakan di antara negara-anegara WTO terakhir di Hongkong 2005. Namun perundingan agenda Doha itu tidak mencapai kesepakatan di antara anggota WTO. Agenda Doha yang merupakan hasil dari Konferensi WTO Tingkat Menteri ke-4 di Doha, Qatar tahun 2001 berisikan perubahan aturan perdagangan dunia dan pembukaan pasar baru untuk barang dan jasa. Sementara itu mengenai pembentukan kawasan perdagangan bebas di Asia Pasifik, Menteri Perdagangan Indonesia mengatakan posisinya menerima usulan itu tetapi pihaknya akan mengkajinya. Hari sebelumnya Dewan Penasihat Bisnis APEC dalam pertemuannya memberikan usulan agar dalam pertemuan APEC ini disetujui penetapan Asia Pasifik menjadi kawasan perdagangan bebas. "Kalau itu (kawasan perdagangan bebas) baik mengapa tidak. Tapi dalam pertemuan menteri tadi itu bukan prioritas utama. Prioritas kita adalah memulai kembali agenda Doha yang macet itu," katanya. Pertemuan APEC tingkat menteri ke-18 telah dimulai Rabu pagi, namun semua sidang dilakukan tertutup. Hasil-hasil dalam pertemuan dua hari yang diikuti para menteri luar negeri dan menteri perdagangan dari 21 negara anggota APEC akan dituangkan dalam persetujuan yang ditetapkan dalam sidang paripurna pada Kamis (16/11) untuk diserahkan kepada para pemimpin negara di forum pemimpin ekonomi APEC 18-19 NOvember. Anggota APEC saat ini terdiri atas 21 wilayah ekonomi yakni Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, AS dan Vietnam. Sementara itu dalam pertemuan bilateral selama 30 menit dengan menteri perdagangan Australia, Mari mengungkapkan, Australia sebagai calon tuan rumah pertemuan pemimpin ekonomi APEC tahun 2008 hanya meminta masukan-masukan dari Indonesia tentang isi pertemuan APEC tahun mendatang. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006