Baku/Yerevan (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan Armenia menuduh pasukan bersenjata Azerbaijan, Rabu, menembak jatuh sebuah helikopter militer milik Nagorno-Karabakh, daerah di Azerbaijan yang dikendalikan oleh etnis Armenia.
Jatuhnya helikopter, insiden pertama sejak gencatan senjata disepakati pada tahun 1994 setelah perang atas wilayah kecil pegunungan di Kaukasus Selatan, bergeser sampai ketegangan antara Armenia dan penghasil minyak Azerbaijan, lapor Reuters.
Tiga awak berada di kapal helikopter itu, yang pada penerbangan pelatihan, kata para pejabat Kementerian Pertahanan di Nagorno-Karabakh dan Armenia. Tidak ada informasi mengenai korban.
Azerbaijan menegaskan telah menembak jatuh sebuah helikopter, tetapi mengatakan itu adalah pesawat Armenia yang berniat untuk menyerang tentara Azerbaijan dekat garis tambang yang dijaga kontak ketat di sekitar Nagorno-Karabakh.
"Penerbangan ini musuh, setelah serangkaian manuver, berusaha untuk menyerang posisi Azeri," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan dalam satu pernyataan.
Serangan itu menarik ancaman pembalasan dari Armenia.
"Konsekuensi bagi kejengkelan belum pernah terjadi sebelumnya, situasi ini akan sangat menyakitkan bagi pihak Azeri," kata Menteri Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan, pada halaman Facebook-nya.
Kekerasan menyoroti risiko ketegangan Nagorno-Karabakh memicu konflik lebih luas di Selatan Kaukasus, di mana aliran minyak dan gas bumi dari wilayah Kaspia ke Eropa berada.
Sekitar 30.000 orang tewas pada tahun 1991 dalam pertempuran antara etnis Azeri dan Armenia yang meletus pada saat Uni Soviet runtuh.
Meskipun gencatan senjata 20 tahun, terutama Muslim Azerbaijan dan Armenia yang didominasi Kristen secara teratur memperdagangkan tuduhan menghasut kekerasan di sekitar Nagorno-Karabakh dan sepanjang
perbatasan Azeri-Armenia, di mana bentrokan juga terjadi.
Nagorno-Karabakh menjalankan urusannya sendiri dengan militer berat dan dukungan keuangan dari Armenia. Pasukan Armenia yang didukung juga menjalankan tujuh kabupaten Azeri sekitar Nagorno-Karabakh yang disita selama perang.
Upaya-upaya untuk mencapai penyelesaian permanen konflik Nagorno-Karabakh telah gagal meskipun upaya mediasi dipimpin oleh Prancis, Rusia dan Amerika Serikat. (AK)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014