"Saya menjual pertamax sejak beberapa minggu terakhir karena BBM susah didapatkan di agen penyalur minyak dan solar (APMS)," kata salah seorang pengecer pertamax, Fazar (35), di Bengkalis, Rabu.
Ia mengatakan, menjual Pertamax karena memang premium sulit didapatkan di APMS, namun walaupun pertamax dijual dengan harga Rp16.000, menurut dia, pembeli tetap antre, bahkan hanya butuh waktu satu jam setelah ia belanja, langsung habis.
Salah satu pembeli, Iska, mengatakan bahwa ia terpaksa membeli pertamax di pengecer karena sulitnya mencari premium.
"Daripada saya tidak bisa beraktivitas, lebih baik saya membeli pertamax," katanya.
Ia mengatakan, sudah sejak dari sebulan ini BBM bersubsidi jenis premium sulit dicari.
"Mungkin sejak adanya isu kenaikan BBM bersubsidi, premium di Bengkalis semakin sulit dicari," katanya.
Pulau Bengkalis merupakan ibu kota Kabupaten Bengkalis, dimana daratannya dipisahkan Selat Bengkalis sehingga untuk menjangkau pulau tersebut harus menggunakan kapal penyeberangan RoRo.
Dari Kota Pekanbaru membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam untuk sampai ke Pulau Bengkalis, terlebih jika terjadi antrean panjang saat berada di pelabuhan penyeberangan.
Sementara itu dikabarkan, tim pengawas BBM dari Polres dan Disperindag Bengkalis telah turun ke sejumlah APMS untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan BBM tersebut.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bengkalis, Raja Arlingga mengatakan, sudah ada kesepakatan bahwa APMS harus lebih mengutamakan penjualan di APMS dan tidak melayani para pengecer.
"Kalau masih melayani pembelian pedagang pengecer dengan jumlah banyak, maka bersiap akan mendapatkan sanksi tegas," katanya.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014