Medan (ANTARA News) - Pecatur muda Indonesia, Grand Master (GM) Susanto Megaranto bertekad meraih medali di Asian Games yang berlangsung di Doha, Qatar, 23 Desember 2006. Pada even olahraga catur tersebut, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan perolehan medali, katanya pada ANTARA di Medan, Rabu, di sela-sela pertandingan Liga Catur Galan 2006. Susanto adalah pecatur dari Desa Tempel, Indramayu, Jabar, kelahiran 8 Oktober 1987. Ia berhasil meraih gelar Master Internasional (MI) dalam usia 16 tahun, lagi-lagi memecahkan rekor MI termuda Indonesia yang sebelumnya dipegang Ardiansyah yang meraih gelar di usia 18 tahun. Pada tahun yang sama, Susanto meraih medali perak SEA Games XXII di Vietnam dan meraih Norma Grand Master. Gelar Grand Master sepenuhnya berhasil digenggamnya pada usia 17 tahun di Olimpiade Catur di Calcia, Spanyol. Perolehan galar ini memecahkan rekor gurunya Utut Adianto yang meraih GM di usia 21 tahun di Olimpiade Catur Dubai 1986. Susanto menambahkan meraih medali merupakan keinginan besar bagi setiap atlet yang bertanding, baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu, katanya, setiap atlet Indonesia yang akan "bertarung" di negara asing harus lebih dahulu mengikuti Pelatnas di dalam negeri. "Jadi tidak mudah bagi seorang atlet catur untuk dikirimkan mengikuti Asian Games dan kejuaraan dunia lainnya," ujarnya. Menurut dia, atlit catur yang akan diberangkatkan ke luar negeri harus mengikuti kriteria yang telah ditetapkan. Ketika ditanyakan mengenai target PB Percasi pada pesta olahraga Asia itu, Susanto mengatakan hanya ditargetkan dapat meraih peringkat empat besar pada Asian Games. Namun, jelasnya, bila pecatur Indonesia dapat meraih medali kebanggaan itu, akan lebih baik lagi dan ini harus diwujudkan bagi setiap atlet yang bertanding. Tidak mungkin pecatur Indonesia hanya ingin membawa nama saja, tanpa ikut "memboyong" medali atau tanda penghargaan lainnya. Saingan berat pecatur Indonesia pada Asian Games adalah pecatur dari China, India dan bekas pecahan negara Uni Sovyet, yakni Kazakstan. Ketiga negara selama ini banyak melahirkan pecatur dunia dan sulit untuk dikalahkan, tambah Susanto yang juga mahasiswa Universitas Guna Darma, Bekasi, Jabar. (*)
Copyright © ANTARA 2006