Pekanbaru, (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) se-Sumatra menggelar aksi unjuk rasa di Pekanbaru, Selasa, menolak kedatangan presiden Amerika Serikat George W Bush yang dinilai telah banyak merugikan masyarakat Indonesia.
Aksi yang diikuti puluhan aktivis Walhi itu digelar di depan restoran cepat saji Mc Donald yang terletak disekitar bundaran Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru.
"Aksi ini dikuti oleh seluruh kantor Walhi yang berada di Sumatra," kata Direktur Eksekutuf Walhi Daerah Riau Johny Setiawan Mandung.
Menurut dia, tujuan aksi yakni untuk menolak kedatangan Bush ke kota Bogor, Jawa Barat yang dijadwalkan akan tiba pada 20 November 2006 di tanah air.
"Kita menolak Bush karena pemimpin negeri Paman Sam itu telah banyak menyengsarakan rakyat Indonesia, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan hidup," tambah Mundung.
Ia mengatakan, investasi Amerika Serikat untuk mengeksploitasi sumber daya alam berdampak pada rusaknya ekologi di beberapa daerah Indonesia, salah satu perusahaan Amerika yang telah merusak ekologi negeri ini diantaranya yakni Freeport di Papua, Chevron di Riau serta Exxon Oil di Natuna.
Ia mengatakan kedatangan Bush ke Indonesia akan membawa dampak buruk masyarakat serta menjadikan para anak bangsa ini sebagai budak-budaknya. hal tersebut di tandai oleh hancurnya negara Irak, Afganistan serta Iran yang kini mendapatkan intervensi dari negara adikuasa itu.
Alasan lain mengapa Walhi se-Sumatra menolak kedatangan Bush, karena, kedatangan dia untuk menanamkan investasi ke Indonesia merupakan tujuan politis di balik kedatangannya.
"Dengan memberikan hutang ke negeri ini dalam bentuk investasi dinilai Walhi, sangat menyengsarakan rakyat, karena, hampir dua per tiga APBN tiap tahunnya hanya untuk membayarkan hutang kepada Bank Dunia dengan bunga yang berlipat ganda," ungkap Mundung.
Menurt dia, hasil dari investasi asing dalam mengeruk kekayaan alam Indonesia jelas tidak membawa kemakmuran masyarakat, dengan adanya Chevron Oil dan Exxon sudah cukup merusak banyak hutan serta sungai yang ada di Sumatra ini.
Perusahaan-perusahaan milik Amerika itu selain telah mengeruk sumber daya alam juga telah merusak tempat tinggal dan habitat sosial masyarakat di Sumatra.
"Selain itu, masyarakat di daerah Sumatra pun tidak dapat merasakan hasil dari pengerukan kekayaan alam negerinya," katanya.
Menurut dia, masih banyaknya penduduk, khususnya di Sumatra yang hidup dibawah garis kemiskinan, terlebih lagi penduduk yang tinggal di sekitar sungai, laut serta hutan.
Mundung menjelaskan, dengan berbagai alasan itulah Walhi se-Sumatra melayangkan tuntutan yakni, menolak kedatangan Bush ke Indonesia, menolak Investasi asing di Indonesia yang berpotensi menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat, menolak segala bentuk hutang yang akan diberikan Amerika Serikat.
Pihaknya juga meminta sikap tegas dari SBY-JK untuk menghentikan segala bentuk penjajahan berkedok investasi serta meminta kepada Presiden Yudoyono agar segera mengnasionalisasikan seluruh aset Indonesia yang kini dipegang oleh Amerika.
"Negeri ini bukanlah milik Bush, oleh sebab itu kedatangan para penjajah akan kami tolak dan semua kekayaan alam yang kini dikuasai pihak asing akan kami rebut kembali," kata dia.(*)
Copyright © ANTARA 2006