Malang (ANTARA News) - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menyerang 153 warga Kota Malang, Jawa Timur, bahkan satu di antaranya meninggal karena terlambat dibawa ke rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Dr Asih Tri Rachmi Nuswantari di Malang, Selasa mengatakan korban yang meninggal pada Juni lalu itu adalah Viora (2), warga Kelurahan Merjosari karena terlambat dibawa ke rumah sakit.
"Angka penderita DBD yang tercatat di Dinkes selama Januari-November ini sebanyak 153 kasus dan khusus pada bulan ini sudah tiga orang yang dilaporkan terserang DBD, bahkan sampai sekarang satu orang di antaranya masih dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Namun demikian, lanjutnya, kasus DBD yang mencapai 153 pada tahun ini menurun jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 409 kasus dan dua di antaranya meninggal. Oleh karena itu, agar warga yang terserang DBD tersebut bisa diminimalisasi, masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungannya karena faktor terbesar penyebab DBD adalah lingkungan.
Masyarakat, katanya, harus mewaspadai penyebaran penyakit tersebut, apalagi saat ini sudah memasuki musim peralihan, yakni dari musim kemarau ke musim hujan yang berpotensi menyebarnya jentik-jentik nyamuk, terutama di area yang banyak terjadi genangan air hujan.
Menurut Asih, pada saat memasuki musim penghujan, biasanya wabah demam berdarah kembali menyerang masyarakat, sehingga harus ekstra waspada dan yang terpenting adalah menjaga kebersihan lingkungan.
"Jangan sampai ada genangan air dan bak kamar mandi pun jangan sampai luput dari perhatian kita untuk dibersihkan karena bak mandi juga menjadi salah satu tempat favorit bagi jentik nyamuk untuk berkembang biak," tegasnya.
Gejala awal yang dialami penderita DBD rata-rata adalah mengalami panas tinggi yang disertai demam, bahkan suhu badan naik turun, bahkan kadang-kadang disertai kepala pening dan mual. Jika mengalami panas tinggi dan demam, harus segera diperiksakan ke dokter karena dikhawatirkan trombositnya sudah menurun.
"Jika ada warga atau kita mengalami gejala tersebut, segera periksa ke dokter, sebab kalau penanganannya terlambat bisa mengakibat kematian," ujarnya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014