Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, ditutup melemah sebesar 22,03 poin atau 0,44 persen ke posisi 4.965,38.
Indeks 45 saham unggulan (LQ45) menurun 3,74 poin atau 0,44 persen ke posisi 843,53.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin, mengatakan laju bursa saham global yang mayoritas bergerak positif tidak mampu memberikan imbas ke indeks BEI, ditambah sentimen di dalam negeri juga belum cukup menopang laju IHSG.
"Positifnya mayoritas laju bursa saham Eropa dan Asia tampaknya tidak banyak berimbas pada laju IHSG," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, nilai tukar rupiah yang pada awal pekan ini terapresiasi menahan tekanan indeks BEI lebih dalam. Di sisi lain, investor asing kembali masuk ke pasar saham domestik dengan mencatatkan beli bersih (foreign nett buy) sebesar Rp176,9 miliar.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan walaupun IHSG BEI tertekan, namun sebagian pelaku pasar mulai akan mengambil langkah akumulasi saham secara selektif di beberapa saham berkapitalisasi besar dan lapis dua.
"Aksi itu merupakan antisipasi terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dikabarkan terjadi sebelum Desember tahun ini," katanya.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diakumulasi di antaranya Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Wijaya Karya (WIKA), Adaro Energy (ADRO), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Diperkirakan indeks bergerak di kisaran 4.840-5.075 poin.
Sementara itu, transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 181.687 kali dengan volume mencapai 3,01 miliar lembar saham senilai Rp2,78 triliun. Efek yang mengalami penguatan sebanyak 125 saham, turun sebanyak 180 saham, dan stagnan 87 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 194,46 poin (0,83 persen) ke 23.744,70, indeks Nikkei turun 99,85 poin (0,59 persen) ke 16.780,53, dan Straits Times menguat 18,24 poin (0,56 persen) ke posisi 3.304,63.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014