Banjarmasin (ANTARA News) - Kegiatan evakuasi pesawat Ampibi BE-200 asal Rusia yang tergelincir di pinggiran landasan pacu Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarmasin, Selasa kembali gagal akibat terhalang hujan deras. Pemantauan ANTARA News yang mengikuti proses evakuasi hingga Selasa siang, menunjukkan pengelasan tuas roda depan pesawat BE-200 masih belum dilakukan karena hujan lebat yang mengguyuri badan pesawat mengganggu kerja tim evakuasi sehingga harus menunggu hujan reda. Selain itu terlihat pula proses penggantian ban pesawat karena ban terdahulu sudah sobek sehabis melakukan pendaratan darurat, sehingga ban tidak bisa berputar dengan sempurna. Salah seorang TNI AU, Uji menyampaikan bahwa penarikan badan pesawat tidak bisa di lakuakn jika ban pesawat dalam keadaan pecah sehingga perlu di adakan penggantian. "Jika ban sudah di ganti dan roda di pastikan bisa berputar, baru di periksa apakah tuas ban sudah terkunci, dan apabila sudah terkunci baru bisa di tarik dengan menggunakan "towing bar" atau mobil penarik pesawat ", katanya. Akibat hujan deras yang mengguyuri kawasan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, akhirnya penarikan badan pesawat BE-200 yang terperosok di semak-semak harus tertunda hingga cuaca baik dan terang. Oleh karena waktu dan cuaca yang tidak memungkinkan proses evakuasi penarikan badan pesawat BE-200 dengan menggunakan "towing bar" akan di jadwalkan besok pagi (15/11) dan harus menghentikan aktifitas bandara untuk beberapa saat, demikian Uji. Sebelumnya dua pesawat BE-200 disewa Pemerintah Indonesia dari Rusia untuk memadamkan titik api penyebab bencana kabut asap yang terjadi di wilayah Indonesia dan cukup membuat gaduh beberapa negara tetangga. Biaya yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia untuk menyewa pesawat ampibi BE200 milik Rusia yaitu sejumlah 15 ribu US dollar/jam dengan kontrak operasional selama 300 jam. Operasional pemadaman titik api atau kawasan kebakaran lahan sebagai penyebab kabut asap itu juga terkadi di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng), sejak 8 November lalu. Namun naas menimpa sebuah pesawat BE-200 Rusia yang datang 10 November lalu, sebelum melakukan operasi lapangan, sudah tergelincir dari landasan Bandara Syamsudin Noor dan hingga saat ini menjadi tontonan warga yang melintasi lokasi kejadian.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006