Tulungagung (ANTARA News) - Kapal Inka Mina bantuan Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2013 yang diduga dibakar sekelompok orang di Pantai Sine, Tulungagung, Jawa Timur, belum digunakan melaut oleh nelayan karena kondisinya tidak laik jalan.
Fakta ini diungkapkan Ketua Kelompok Nelayan Mitra Usaha Sejahtera, Jaiman (56) saat berbincang dengan koresponden Antara di Tulungagung, Jatim, Minggu.
"Kapal ini sama sekali tidak bisa digunakan. Keberadaan kapal Inka Mina ini justru membebani kami selaku nelayan penerima," tutur Jaiman.
Parahnya, lanjut dia, nelayan anggota Kelompok Nelayan Mitra Usaha Sejahtera justru harus merogoh kocek untuk biaya perawatan kapal yang telah rusak saat baru pertama mereka terima.
Anggota kelompok nelayan bahkan harus iuran Rp1,5 juta per orang untuk gotong royong memperbaikinya.
Namun karena kerusakan terus merembet hingga mesin, kapal bantuan Menteri Kelautan senilai Rp1,5 miliar ini tak pernah bisa digunakan hingga kemudian diduga dibakar sekelompok orang.
"Jangankan mengajukan, saat ada informasi kelompok kami menerima bantuan kapal, saya saat itu sedang melaut, sehingga urusannya oleh sekretaris kelompok," papar Jaiman.
Ia menuturkan, saat diserahterimakan, kapal Inka Mina tidak dilengkapi surat-surat kapal, termasuk surat kelayakan dan juga pedoman teknisnya.
"Belum lagi biaya operasional dan kebutuhan lainnya," keluhnya.
Di saat sedang direnovasi itulah, kata Jaiman, kapal terbakar. Puing kapal yang hanya menyisakan lantai dasar kabin kini teronggok di sungai dekat Pantai Sine.
"Saya sudah dua kali diperiksa, teman yang lain juga dimintai keterangan. Tapi kami benar-benar tidak tahu siapa pelakunya," kata Jaiman.
Ia menampik dugaan sabotase atau kapal dibakar oleh anggota kelompoknya sendiri karena alasan kesal.
"Meski kami tidak mendapat keuntungan, tidak mungkin kami sengaja membakar kapal itu. Tapi jika dibakar orang lain, kami tidak tahu," ujarnya.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014