Banda Aceh (ANTARA News) - "Kampanye hitam" mulai marak dan menimpa salah seorang kandidat gubernur yang akan ikut bertarung dalam pilkada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) 11 Desember 2006. "Kita juga baru mengetahui telah terjadi `black kampanye` melalui selebaran tetapi kita belum bisa bertindak karena belum ada laporan resmi," kata Kepala Divisi Komunikasi dan Jaringan Panitia Pengawas (Panwas) pilkada NAD, Bukhari di Banda Aceh, Selasa. Pernyataan itu disampaikan setelah pembacaan ikrar kesepakatan pilkada yang dibacakan para kandidat gubernur dan wakil gubernur Provinsi NAD di Banda Aceh. Dia mencontohkan, "black kampanye" terhadap salah seorang kandidat dukungan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui selebaran telah ditemukan masyarakat dan beredar di sejumlah kawasan di Banda Aceh. Djelaskannya, Panwas baru bisa bertindak apabila ada laporan secara resmi bahwa telah terjadinya "black kampanye" salah satunya harus diberikan oleh masyarakat yang memiliki hak pilih. "Tetapi tidak tertutup kemungkinan kita menjemput bola apabila `black kampanye` benar-benar meresahkan masyarakat dan dapat menimbulkan konflik antarkandidat," tambahnya. Menanggapi "black kampanye" yang menimpa dirinya, Azwar Abubakar menyikapi hal itu dengan menganggap bahwa masyarakatlah yang akan menilai informasi tersebut. "Hal seperti itu tidak perlu dipedulikan karena masyarakat yang menilai. Yang paling penting masyarakat jangan terpengaruh tapi lihatlah kenyataan," kata Azwar Abubakar. Selebaran "black kampanye" mengatasnamakan Amanat Pemuda Nanggroe itu berisi agar tidak memilih Azwar dalam pilkada Desember 2006.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006