... akan diuntungkan kalau semakin banyak pelatih yang mengantongi lisensi A dan B... "
Banda Aceh (ANTARA News) - Asosiasi PSSI Aceh menyatakan di daerah itu minim pelatih sepakbola yang mengantongi lisensi, terutama lisensi A yang merupakan tertinggi di Indonesia, sehingga berpengaruh terhadap kualitas klub-klub sepakbola setempat.
"Kami tentu prihatin dengan kondisi ini. Sebab, pelatih berlisensi itu penting untuk meningkatkan kualitas sepak bola di Aceh," kata Sekretaris Umum Asosiasi PSSI Aceh, Khaidir TM, di Banda Aceh, Minggu.
Penyataan tersebut dikemukakan dia, pada klinik pelatihan sepak bola se Aceh yang diselenggarakan Asosiasi PSSI Aceh dan Dinas Pemuda dan Olah Raga Aceh.
Pelatih berlisensi A, kata dia, di Aceh hanya satu orang, yakni Anwar, mantan pelatih Persiraja, Banda Aceh. Dengan lisensi A ini, sang pelatih bisa menukangi tim liga super.
Begitu juga dengan lisensi B dan C, kata dia, beberapa orang saja. Namun, yang agak banyak yang mengantongi lisensi A. Akan tetapi, lisensi yang mereka kantongi itu sudah berlangsung lama.
"Asosiasi PSSI terus berupa untuk meningkatkan status lisensi pelatih yang. Tentunya, kita akan diuntungkan kalau semakin banyak pelatih yang mengantongi lisensi A dan B," kata dia.
Menurut dia, minimnya pelatih berlisensi di Aceh juga menimbulkan permasalahan tersendiri. Terkadang melahirkan keributan pada pertandingan sepak bola karena miskomunikasi wasit dengan pelatih.
"Miskomunikasi ini terjadi karena pelatih tidak punya lisensi dan pengetahuan peraturan sepak bola mereka masih terbatas. Jadi, semakin tinggi lisensinya, semakin tinggi pengetahuan sepak bolanya," ungkap Khaidir TM.
Sementara itu, Reza Karmilin, pelaksana klinik pelatihan, mengatakan kegiatan tersebut diikuti 46 pelatih muda se Provinsi Aceh. Klinik pelatihan itu digelar untuk memperbanyak pengetahuan para pelatih muda Aceh.
"Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal melahirkan pelatih-pelatih sepak bola yang profesional dan handal serta memberi kontribusi terhadap kemajuan sepak bola Indonesia," kata dia.
Pewarta: M Haris SA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014