Karawang (ANTARA News) - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menolak rencana pemerintah cq Departemen Perdagangan (Deperdag) untuk memperpanjang ijin impor kendaraan bekas karena akan mengganggu potensi perkembangan industri otomotif di dalam negeri. "Ini terkait citra. Di negara manapun yang mengijinkan impor kendaraan bekas itu, biasanya industri otomotifnya tidak berkembang," kata Ketua Umum GAIKINDO Bambang Trisulo, di sela-sela kunjungan Menperin Fahmi Idris di sejumlah industri di Karawang, Jawa Barat, Selasa. Hal itu dikemukakannya menanggapi surat Mendag Mari EB Pangestu kepada Menperin Fahmi Idris yang meminta dukungan perpanjangan impor kendaraan bekas yang akan berakhir pada 31 Desember 2006. Bambang mengatakan, memang kendaraan yang diijinkan impor dalam keadaan bekas tersebut tidak diproduksi di dalam negeri, namun biasanya terjadi kebocoran yang merugikan industri dalam negeri. "Biasanya impor truk bekas yang besar-besar itu ditumpangi mobil-mobil kecil yang diproduksi di Indonesia. Bagaimana mengontrol itu, apakah bisa menjamin hal itu tidak ada `ikutannya`," ujar Bambang. Selain itu, ia menilai impor kendaraan bekas sudah tidak diperlukan lagi, karena sudah empat tahun terus diperpanjang. "Apakah benar industri-industri yang menggunakan barang bekas itu masih memerlukannya, dan apakah mereka tidak pernah pulih dari krisis. Kan dulu impor kendaraan bekas diijinkan karena kita krisis," ujarnya. Penolakan yang sama dikemukakan Presdir Grup Indomobil, Gunadi Sindhuwinata. Menurut dia, selama industri kendaraan itu ada di Indonesia, seharusnya impor kendaraan bekas tidak perlu dilakukan, karena akan merugikan industri otomotif yang sudah investasi. Menperin Fahmi Idris sendiri mengatakan pihaknya masih mempelajari secara mendalam permintaan Mendag Mari E Pangestu tersebut. "Nanti kita teliti.Kalau memang yang dimaksud adalah alat atau kendaraan yang sama sekali kita tidak bisa buat dan di lapangan dibutuhkan, akan dipertimbangkan. Tapi kalau hal itu menghambat industri dalam negeri dengan berat hati kita tutup impor barang bukan baru," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006