Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah menyetujui pengiriman hingga 1.500 tentara tambahan ke Irak untuk membantu pemerintah Baghdad dan Pasukan Kurdi memerangi kelompok garis keras Negara Islam (Islamic State/IS).
Menurut keterangan Gedung Putih pada Jumat (7/11), dengan penambahan jumlah tentara itu maka jumlah tentara Amerika Serikat di Irak jadi hampir dua kali lipat dari sebelumnya.
Sebanyak 1.500 tentara tambahan itu akan akan mencakup sekelompok penasihat untuk membantu pasukan Irak merencanakan operasi dan sekelompok pelatih yang akan diturunkan di seluruh negeri, kata para pejabat, sementara Washington meningkatkan langkah untuk menekan militan IS.
Beberapa penasihat akan dikerahkan ke Provinsi Anbar, tempat tentara Irak telah dipaksa mundur akibat gerak maju militan IS, kata pejabat pertahanan yang berbicara tanpa menyebut nama kepada kantor berita AFP.
Beberapa pasukan tambahan akan mulai tiba di Irak dalam beberapa pekan berikutnya, kata pejabat itu.
"Sebagai bagian dari strategi kami untuk memperkuat mitra di lapangan, Presiden Obama hari ini menyetujui penempatan hingga 1.500 tambahan personel militer AS dalam peran non-tempur untuk melatih, memberi nasihat, dan membantu pasukan keamanan Irak, termasuk pasukan Kurdi," kata satu pernyataan.
Menteri Pertahanan Chuck Hagel merekomendasikan gerakan itu kepada Obama berdasarkan permintaan pemerintah Irak dan penilaian Komando Pusat Amerika Serikat, yang mengawasi perang udara terhadap militan IS, kata Pentagon.
Penyebaran itu bertepatan "dengan pengembangan rencana kampanye koalisi untuk mempertahankan area-area kunci dan melakukan serangan terhadap Negara Islam Irak dan Levant," kata pernyataan itu mengaku pada militan IS yang telah merebut daerah luas Irak dan Suriah.
Sementara pelatihan akan fokus pada 12 brigade Irak - sembilan brigade tentara Irak dan tiga brigade Peshmerga, kata Pentagon seperti dilansir kantor berita AFP.
Menurut Pentagon, pelatihan akan dilakukan di Irak utara, barat, dan selatan dan para mitra koalisi akan bergabung dengan personel Amerika Serikat di lokasi tersebut untuk membantu membangun kapasitas dan kemampuan Irak. (Uu.H-AK)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014