Dili (ANTARA News) - Perdana Menteri Timor Leste, Jose Ramos-Horta, menyambut baik rapat umum perdamaian yang diselenggarakan oleh ratusan pemuda Timor Leste, termasuk anggota-anggota gang yang bermusuhan yang saling bertarung di ibukota dalam tahun ini. "Rapat itu tampaknya damai, tidak ada perang, ini perkembangan bagus di Timor Timor," kata pernyataan dari kantor perdana menteri, seperti dilansir AFP. Pemuda-pemuda dari berbagai gang yang semula berlawanan, sekolah-sekolah dan kamp-kamp bagi orang-orang yang terlantar melakukan arak-arakan di jalan yang bising di Dili Senin untuk meningkatkan persatuan setelah berbulan-bulan mengalami aksi kekerasan. Ramos-Horta mengatakan rapat perdamaian ini dilakukan setelah berlangsung pertemuan luar biasa yang diadakan antara Presiden Xanana Gusmao, perdana menteri dan para pemimpin militer dan kepolisian Timor Leste." Meskipun demikian, dalam rapat umum hari Senin itu, beberapa pemuda menyatakan kemarahannya kepada para pemimpin negara, dan menuduh mereka memanipulasi kelompok-kelompok pemuda untuk kepentingan politik mereka. Banyak teriakan-teriakan bernada penghinaan dan cercaan dalam bahasa lokal Tetum, sementara lainnya mendengar teriakan di tengah rapat yang menyatakan: "Hanya pemimpin-pemimpin yang tidak menyatu dengan pemuda," kata para saksi mata. Ramos-Horta mengemukakan pertemuan antara para anggota eksekutif, legislatif, yudikatif, militer, kepolisian dan gereja kini sedang berlangsung untuk mengembalikan perdamaian di negara itu, namun dia mengingatkan untuk lebih banyak bekerja sebelum bersenang-senang. "Konsolidasikan perdamaian, banyak keperluan yang harus dilakukan di hari-hari dan pekan-pekan mendatang, tetapi tak ada masalah apakah hambatan-hambatan yang ada di depan kita itu tidak akan memberikan perdamaian, ketenteraman dan demokrasi," katanya. Pulau kecil berpenduduk satu juta jiwa ini diguncang kekerasan pada bulan April dan mei lalu, antara faksi-faksi pasukan keamanan dan gang-gang jalanan, yang menyebabkan 37 orang tewas. Kekerasan berdarah ini memaksa digelarnya 3.200 pasukan perdamaian dipimpin Australia untuk meredakan situasi. Jumlah pasukan perdamaian sejak itu dikurangi menjadi 1.100, didukung oleh kehadiran sekitar 1.000 anggota polisi PBB. (*)

Copyright © ANTARA 2006