New York (ANTARA News) - Harga minyak turun 1 dolar menjadi di bawah 59 dolar, Senin, ketika suhu hangat di Amerika Serikat menahan permintaan minyak pemanas dan para dealer terus meragukan kemampuan OPEC memenuhi janji pengurangan produksi minyak mentah yang telah disepakatinya. "Ada kekawatiran yang meningkat tentang kurangnya kepatuhan OPEC," kata Bill O'Grady, analis pada A.G. Edwards, seperti dilansir AFP. "Jika OPEC tidak mengurangi sebanyak yang ia katakan, harga akan sulit untuk tetap mengambang." Minyak mentah AS turun 1,01 dolar menjadi 58,58 dolar setelah jatuh hingga 58,25 dolar, sedangkan minyak mentah London Brent turun 66 sen menjadi 59,05. Pengekspor terbesar dunia Arab Saudi sedang merencanakan akan memberlakukan pengurangan minyak OPECnya sepenuhnya hingga akhir tahun ini, sumber-sumber mengatakan Senin, namun para analis memperkirakan bahwa beberapa anggota OPEC lain tidak akan mematuhi batas output mereka. Organisasi Negara Negara Pengekspor Minyak itu setuju bulan lalu untuk mengurangi produksi hingga 1,2 juta barel per hari mulai 1 November. Namun pemerintah AS mengatakan minggu lalu pihaknya memperkirakan OPEC akan mengurangi jauh kurang dari potongan itu, menurunkan output hanya hingga 745.000 bph bulan ini karena Iran dan Venezuela mempertahankan produksi mereka stabil. Menambah tekanan, permintaan minyak pemanas AS diperkirakan akan sekitar 16 persen di bawah normal bulan ini, minggu kedua berturut-turut karena permintaan energi terkait cuaca di bawah normal, menurut Layanan Cuaca Nasional. "Kami memperdagangkan air menjelang musim dingin," kata Jason Schenker, seorang ekonom di Wachovia Bank. "Cadangan nampak bagus, dan cuaca cukup hangat." Harga minyak 25 persen di bawah puncaknya yang tercapai pada Juli. Pasar minyak terpukul minggu lalu setelah Badan Energi Internasional melaporkan kenaikan besar cadangan di negara konsumen terbesar itu, dan memprakirakan penurunan permintaan minyak OPEC. IEA, yang mewakili kepentingan negara-negara konsumen, mengatakan cadangan di negara-negara industri utama terisi pada laju 1,15 juta bph, kenaikan kuartal ketiga terbesar sejak 1991, dikarenakan perlambatan dalam pertumbuhan permintaan. Tetapi juga dikatakan pasar akan mengetat lebih dari yang diharapkan pada kuartal keempat karena permintaan musim dingin akan membaik. Data dari Administrasi Informasi Energi AS Rabu akan memberikan indikasi mendatang tentang kesehatan cadangan AS. (*)

Copyright © ANTARA 2006